DATABASE
Dasar-dasar Database
Properti Database
Database adalah koleksi data item yang saling terkait terkelola sebagai satu unit. Beberapa definisi lain
tentang database adalah :
1. Relational data structure used to store, query, and retrieve information.
fwie.fw.vt.edu/tws-gis/glossary.htm
2. A shared collection of logically related data designed to meet the information needs of multiple
users in an organization. www.cbu.edu/~lschmitt/I351/glossary.htm
3. an organized body of related information wordnet.princeton.edu/perl/webwn
4. database is an organized collection of computer records. In libraries, one of the most common
types of databases consists of records describing articles in periodicals otherwise known as a
periodical index. www.lib.utexas.edu/help/glossary/d.html
Istilah “database” juga digunakan di dunia perpustakan untuk menjelaskan sekumpulan informasi yang
biasanya tersimpan dan dapat diakses di perpustakaan, seperti yang dijelaskan pada definisi ke 4. Untuk
membuat definisi database yang kita maksud lebih jelas dan tepat, maka beberapa karakteristik dari
database adalah :
1. pengelolaan melalui dengan suatu Database Management System (DBMS)
2. ada lapisan-lapisan abstraksi data
3. data fisik yang independen
4. data logis yang independen
Berikut penjelasan karakteristik-karakteristik tersebut.
DBMS
Database Management System merupakan software yang disediakan oleh penyedia database untuk :
• mengelola dan memelihara data
• memindahkan data ke dan dari file data fisik yang dibutuhkan
• mengelola akses data yang bersamaan oleh beberapa pengguna
• mengawasi pembaharuan data dan mencegah konflik perubahan data
• mengelola transaksi sehingga perubahan data terjadi secara lengkap atau tidak terjadi perubahan
jika transaksi batal atau gagal
• mendukung bahasa query
• pengawasan back up database dan pemulihan dari kesalahan
• mekanisme keamanan
Lapisan-lapisan abstraksi data /Layers of Data Abstraction
Database memiliki kapabilitas unik unik untuk menyajikan informasi ke banyak pengguna sesuai dengan permintaan masing-masing. Pengguna di sini bisa saja manusia atau aplikasi yang masuk secara sah ke database untuk menyimpan atau mendapatkan data. Aplikasi tersebut adalah program yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis tertentu seperti sistem pemesanan barang,
System penggajian, sistem akuntansi.Database memungkinkan setiap pengguna (manusia atau aplikasi) mendapatkan informasi hasil pengolahan data yang berbeda satu sama lain. Yang satu minta laporan pendapatan bulan tertentu
sementara yang lain mencetak transaksi hari ini, pengguna lain melakukan pencarian terhadap data tertentu. Masing-masing menggunakan data dari database yang sama. Setiap perubahan data yang dilakukan oleh salah satu, akan juga ditemukan oleh yang lain. Lapisan-lapisan abstraksi data dapat digambarkan seperti pada Figure 1-1 dimana
ada 3 lapisan yaitu
lapisan fisik, lapisan logika dan lapisan luar.
a. lapisan fisik
lapisan fisik berisi file data yang menyimpan semua data untuk database. Hampis esmua DBMS yang moderen mengijinkan data base disimpan dalam multiple data files (banyak file untuk 1 database).
Kecuali MS Access menyimpan database dalam 1 file sehingga tidak mampu mengatasi ukuran data yang besar, tapi cocok untuk data personal.
DBMS dan sistem operasi secara otomatis mengelola data files : membuka, menutup, membaca dan menulis data ke dan dari file.
Pengguna database tidak perlu langsung berhubungan dengan lapisan fisik yaitu data files saat menggunakan database. Data-data yang tersimpan dalam file diwakili oleh
lapisan berikutnya yaitu lapisan logika.
b. lapisan logika
Ini adalah lapisan abstraksi pertama dalam database. Lapisan fisik bukan lapisan abstraksi karena datanya nyata, bukan abstrak. Lapisan logika terdiri dari struktur data abstrak yang sama dengan lapisan data. DBMS mengubah data di data file menjadi struktur/susunan yang sesuai. Lapisan ini sering disebut skema, istilah yang digunakan untuk koleksi semua data yang tersimpan dalam database.
Pada lapisan inilah struktur tabel database yang disusun oleh manusia dan kemudian data dalam tabeltabel itulah yang kemudian diakses oleh manusia menggunakan bahasa query yang ada di lapisan luar.
c. lapisan luar
Lapisan luar atau mmodel luar adalah layar kedua abstrak dalam database. Lapisan ini terdiri dari tampilan pengguna yang disebut subskema. Lapisan ini adalah tempat dimana pengguna dan aplikasi yang mengakses database berhubungan dan menghasilkan query ke database.
Data fisik yang independen/ Physical Data Independence
Kemampuan mengubah struktur file database secara fisik tanpa mengganggu pengguna dan proses yang berlaku disebut physical data independence. Seberapa besar perubahan yang dapat dilakukan tanpa berpengaruh pada lapisan logika disebut derajat physical data independence.
Data logis yang independen/ Logical Data Independence kemampuan untuk membuat perubahan pada lapisan logika tanpa mengganggu penggunan dan pross
yang sedang berlaku disebut logical data independence. Perubahan pada lapisan logika juga berlaku pada lapisan fisik. Misalnya penambahan data di lapisan logika, berarti menambah data pada lapisan fisik.
Perubahan format data pada lapisan logika akan berdampak pada lapisan fisik juga. Perubahan yang dimaksud termasuk penghapusan data.
Model Database yang Umum
a. Flat Files
Flat files adalah file sistem operasi yang record dalam filenya tidak berisi informasi tentang struktur file atau hubungan antar record yang dikomunikasikan ke aplikasi yang menggunakannya. Flat file bukan database karena tidak masuk dalam kriteria di atas yang sudah dibahas. Figure 1-2 adalah contoh flat file yang diambil dari MS access database miliki perusahaan Northwind. Kolom judul sengaja ditambahkan untuk menjelaskan isi dari data, jadi sebenarnya kolom judul itutidak ada.
Yang tersimpan dalam file adalah record saja. Data customer disimpadan pada file Customer dengan setiap recod mewakili satu customer Northwind. Setiap karyawan Northwind memiliki satu record di file Employee.
Data pemesanan (order) disimpan dalam 2 flat file: file Order berisi record pesanan customer yang terdiri dari ID customer, nama karyawan yang menerim order, tanggal pesanan dsb. Sementara di file Order Detil berisi item tiap pesanan. Satu pesanan dapat terdiri dari beberapa barang dan detil tiap barang seperti harga ID produk, jumlah barang yang dipesan dan diskon. Northwind memiliki aplikasi yang mampu menghasilkan informasi berdasarkan data dari flat file nya.
Aplikasi ini harus menghubungkan data di antara 5 file dengan membaca 1 pesanan/order dan
mengikuti langkah ini:
1. gunakan customer ID untuk menjcari nama dari customer di file Customer
2. gunakan employee ID untuk mencari nama karyawan yang bersangkutan di file Employee
3. gunakan order ID untuk mencari item barang yang sesuai di file Order Detail
4. dan untuk setiap item gunakan product ID untuk mencari nama produk yang sesuai di file Produk. Cara ini memang rumit untuk membuat satu laporan pemesanan dari data di flat file.
Alternatif lain adalah menggabungkan semua data menjadi satu file data. Alternatif ini akan menyederhanakan
pencarian data, tapi penambahan data harus lengkap, artinya kita tidak dapat menambahkan data customer jika customer itu tidak memesan barang.
b. Hierarchical Model
Model ini menyusun record-record dalam suatu hirarki seperti struktur organisasi. Setiap file dari flat file menjadi tipe record atau node dalam hirarki, dan untuk memudahkan disebut record. Record-record terhubung melalui pointer yang berisi alamat record yang terkait. Pointer memberi tahu sistemkomputer dimana record tersebut tersimpan secara fisik, seperti alamat yang mengacu ke suatu
gedung tertentu di dunia nyata.
Setiap pointer membuat hubungan parent-child, yang juga disebut oneto-
many relationship. Satu parent bisa punya banyak child, tapi setiap child memiliki 1 parent. Misal 1 manager memimpin banyak karyawan, tapi 1 karyawan memiliki 1 manager. Model ini menyebabkan masalah dalam kasus Northwind. Satu order tidak hanya punya satu customer, tapi juga punya satu karyawan yang menerima order tersebut. Pada Figure 1-3, Order dan Employee
serta Order Detail dan Product tidak terhubung dengan garis tegas karena tidak ada pointer yang menghubungkan mereka, sekalipun seharusnya berhubungan. Ini akibat aturan yang tegas : 1 childpunya 1 parent.
Figure 1-3. Hierarchical Model Structure for northwind Figure 1-4 menunjukkan isi dari recod yang terpilih dalam model hirarki Nortwind. Record customer ALFKI menunjuk ke order pertama (ID 10643) dan order tersebut memiliki pointer menunjuk ke order
berikutnya (ID 10692).
Masing-masing order menunjuk ke detil ordernya. Karena tidak ada hubungan
dengan file Employee dan Product maka tidak dapat mendapatkan informasi yang berkaitan dengan record pemesanan di 2 file tersebut.
Figures 1-4.Hierarchical model record contents for northwind
c. Relational Model
Model ini berusaha mengatasi masalah pada model sebelumnya yang tidak fleksibel. Model relational database mampu menghubungkan record-record yang dibutuhkan. Model ini dibangun sedemikian rupa sehingga permintaan atau query dapat bekerja dengan sekumpulan data, tidak dengan satu record seperti pada model hierarchical.
Model relational menyajikan data dalam tabel dua dimensi, seperti spreadsheet hanya saja tidak dipresentasikan dalam tabel seperti spreadsheet tetapi menggunakan kombinasi atau joining relational tabel untuk menghasilkan view atau hasil tampilan.
Figure 1-5 memberikan gambaran bagaimana hubungan antar tabel yang diwakili dengan garis antartabel.
Hubungan yang dapat terjadi adalah : one-to-many relationship. Garis tunggal menjelaskan ONE dan garis bercabang menjelaskan MANY. Contoh ONE customer berelasi dengan MANY order dan ONE order berelasi dengan MANY order details. Diagram yang dipakai pada figure tersebut adalah
ERD atau Entity-Relationship Diagram.
Figure 1-5. Relational model structure for Northwind Figure 1-6 memberikan gambaran bagaiman relasi antara 3 tabel: Customer, Order dan Employee saling terhubung sehingga memungkinkan menghasilkan informasi pesanan barang tiap customer
lengkap dengan data karyawan yang menerima pesanan. Figure 1-6 Relational table contents for Northwind
d. Object-Oriented Model
Model ini berusaha menjawab kesulitan RDBMS (Relational Database Management Systems) untuk mengatasi tipe data yang kompleks seperti file citra, file gambar dan file audio-video. Ini semua karena adanya Internet dan WWW yang memungkinkan pengiriman data yang kompleks itu.
Object adalah pengelompokkan logis dari data yang berelasi dan program logis yang mewakili hal nyata di dunia seperti customer, employee, order, product.
Item data seperti : customer ID, customer name disebut varibel di model OO dan disimpan dalam tiap objek. Variabel-variabel hanya bisa diakses melalui method. Sementara istilah method adalah aplikasi program logis yang menggunakan object tertentu dan menyediakan fungsi tertentu sperti check customer credit card limit, update alamat customer.
Figure 1-7 menunjukkan objek Customer sebagai contoh implementasi OO. Pada inti lingkaran terdapat variabel-variabel tentang objek dan kumpulan variabel itu dikelilingi oleh method yang menunjukkan bahwa hanya dengan melalui method saja varibel tersebut dapat diakses. Ini adalah konsep encapsulate, salah satu konsep penting di OO model. Figure 1-7 The Anatomy of an object
Diadaptasi dari :
Oppel, Andy. Databases Demystified: A self-teaching guide. McGraw-Hill. Ca. 2004.
1.PENGENALAN BASIS DATA
Basis data (Database) adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi. DBMS (Data Base Management System) adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan ke data base.
Sistem Basis Data = DBMS + Basis data Struktur File Database:
1. Data adalah satu satuan informasi yang akan diolah, dimana sebelum diolah dikumpulkan di dalam suatu file database. Pengumpulan data dilakukan secara sistematis menurut struktur file database tersebut.
2. RECORD adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti Nama, Alamat, Nomor Telepon. Setiap keterangan yang mencakup Nama, Alamat dan Nomor Telepon dinamakan satu record. Dan setiap record diberi nomor urut yang disebut nomor record (Record Number). Ukuran suatu file database ditentukan oleh jumlah record yang tersimpan di dalamnya.
3. FIELD adalah sub bagian dari Record. Dari contoh isi record diatas maka terdiri
dari 3 field, yaitu field Nama, field Alamat dan field Nomor Telepon. Gambar berikut menunjukan sebuah file DataBase dengan ketentuan : Nama File : Data.DBF
Jumlah Record : 5 buah Isi Field : Nama, Alamat, No_Telp Data : Record No.1 Monica Rawasari 12345678 Rec.No 5 Nama : Alamat : No_Telp : Rec.No 4 Nama : Monica Alamat : Raw No_Telp : 1278 Rec.No 3 Nama : Eko P Alamat : Rawasari No_Telp : 123456153 Rec.No 2 Nama : Monica Alamat : No_Telp : 12345678 Rec.No 1 Nama:Monica Alamat : Rawasari No_Telp : 12345678
Perbedaan
File manajemen tradisional File manajemen data base
1. Program Oriented
2. Kaku
3. Kerangkapan data
1. Data Oriented
2. Luwes
3. Tidak terjadi kerangkapan data
Kelemahan
File manajemen tradisional File manajemen data base
1. Timbulnya data rangkap
dan ketidak konsistenan
data
2. Data tidak dapat digunakan
secara bersama-sama
3. Kesukaran dalam
mengakses data
4. Tidak fleksibel
5. Data tidak standart
1. Storage yang dibutuhkan
besar
2. Dibutuhkan tenaga spesialis
3. Software mahal
4. Kerusakan pada data base
dapat mempengaruhi
departemen lain yang terkait
Keuntungan file manajemen data base :
1. Tidak terjadi kerangkapan data
2. Data lebih konsisten
3. Data dapat digunakan bersama-sama
4. Data dapat distandarisasi
5. Keamanan data dapat terjamin
6. Integritas data terpelihara
7. Data independen
Database System
Database Management Sistem(DBMS)
Application
Programs
End Users
Database
Komponen DBMS
Hardware
Meliputi PC sampai dengan jaringan komputer.
Tempat penyimpanan secondary (manegtic disk), I/O device ex :
disk drives), device Controller, I/O Channels, dan lainnya.
Hardware processor dan main memory, digunakan untuk
mendukung saat eksekusi system software database.
Software
DBMS, operating system, network software (jika diperlukan) dan
program aplikasi pendukung lainnya.
Data
Data pada sebuah system database baik itu single-user system
maupun multi-user system harus terintegrasi dan dapat
ddigunakan bersama (Integrated and Shared).
Digunakan oleh organisasi dan deskripsi dari data disebut
schema.
Procedures
Instrukti dan aturan yang harus disertakan dalam mendesain
dan menggunakan database dan DBMS.
People
DA (Data Administrator), seseorang yang berwenang untuk
membuat keputusan stategis dan kebijakan mengenai data yang
ada
DBA (DataBase Administrator), menyediakan dukungan teknis
untuk implementasi keputusan tersebut, dan bertanggungjawab
atas keseluruhan kontrol system pada level teknis
Database Designer (Logical and Physical)
Application Programmers, bertanggungjawab untuk membuat
aplikasi database dengan menggunakan bahasa pemrograman
yang ada, seperti : C++, Java, dan lainnya.
End Users, Siapapun yang berinteraksi dengan sistem secara
online melalui workstation/terminal.
Kerugian DBMS
Rumit (Complexity)
Karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan
DBMS menjadi software yang cukup rumit. Seluruh user harus
mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat
memperoleh manfaatnya.
Ukuran (Size)
Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada menyebabkan DBMS
memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan
penambahan tempat penyimpanan dan memory.
Biaya DBMS (Cost of DBMS)
Biaya Tambahan Hardware (Additional hardware costs)
Biaya Konversi (Cost of conversion)
Performance
Pada dasarnya DBMS dibuat untuk menyediakan banyak aplikasi,
akibatnya mungkin beberapa aplikasi akan berjalan tidak seperti
biasanya.
Higher impact of a failure
Karena system yang terpusat, jika seluruh user dan aplikasi
terakses dari DBMS maka kerusakan pada bagian manapun dari
sistem, akan menyebabkan operasi terhenti.
Fungsi-fungsi DBMS
1. Data definition
DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data
2. Data manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari
pemakai untuk mengakses data
3. Data security and integrity
DBMS harus dapat memeriksa keamanan dan integriti data yang
didefinisikan oleh DBA
4. Data recovery and concurrency
DBMS harus dapat menangani kegagalan pengaksesan database
yang disebabkan oleh kesalahan system, kerusakan disk dan
sebagainya.
DBMS harus dapat memantau pengaksesan data yang konkuren
yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari
satu pemakai pada saat bersamaan
5. Data dictionary
Tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data
dalam database. Data dictionary disebut juga metadata (data
mengenai data)
Berisi tentang:
Nama-nama user yang mempunyai wewenang untuk
penggunaan DBMS
Nama-nama item data
Jenis-jenis dan ukuran item data
Batasan untuk masing-masing item data
6. Performance
DBMS harus dapat menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien
Mungkin
Model Data
Kumpulan konsep-konsep yang terintegrasi untuk menggambarkan
data, relationships antar data, dan batasan-batasan data dalam
organisasi.
Data Model terdiri dari :
Bagian struktural, berisikan sekumpulan aturan berdasarkan
database yang dapat dibuat;
Bagian manipulasi, mendefinisikan tipe operasi yang boleh
dilakukan;
Aturan-aturan Integritas.
Kegunaan untuk
Merepresentasikan data kedalam bentuk yang lebih mudah
untuk dipahami.
untuk menetapkan konsistensi dalam memandang,
mengorganisir, menginterpretasikan dan memperlakukan
database.
Jenis-jenis Model data :
Object-Based Data Models
Entity-Relationship, Semantic, Functional, Object-Oriented.
Record-Based Data Models
Relational Data Model, Network Data Model, Hierarchical Data
Model.
Physical Data Models
Menerangkan bagaimana data disimpan dalam komputer,
merepresentasikan informasi seperti ; struktur record,
permintaan record, dan jalur akses
Conceptual Modelling
Skema konseptual merupakan bagian utama dari system
yang menampilkan view seluruh user.
Merupakan representasi yang akurat dan lengkap dari
kebutuhan data pada organisasi.
Merupakan proses pembentukan suatu model informasi
yang digunakan dalam organisasi yang terlepas dari detail
implementasi.
Hasilnya merupakan model data konseptual.
Basis data relasional (relational database) ialah model data yang
berbentuk tabel dua dimensi yang terdiri atas baris dan kolom.
Contoh : Mobil
Nopol Jenis Warna
B 123 RU Sedan Merah
B 8956 PL Truk Hitam
B 1221 Y Mini Van Silver
Keuntungan basis data relasional
1. bentuknya sederhana
2. mudah melakukan berbagai operasi data
Istilah dalam basis data relasional
1. relasi : sebuah tabel yang terdiri dari beberapa kolom dan
beberapa baris
2. atribut/field : kolom pada sebuah relasi
3. tupel/record : baris pada sebuah relasi
4. domain : kumpulan nilai yang valid untuk satu atau lebih atribut
5. degree (derajat) : jumlah atribut dalam sebuah relasi
6. cardinality : jumlah tupelo dalam sebuah relasi
Relational key :
1. Super key
Satu atau kumpulan atribut yang secara unik mengidetifikasi
sebuah tupel didalam relasi.
2. Candidate key
Atribut didalam relasi yang biasanya mempunyai nilai unik.
3. Primary key
Candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan tupel
secara unik dalam relasi.
4. Alternate key
Candidate key yang tidak terpilih sebagai primary key.
5. Foreign key
Atribut dengan domain yang sama yang menjadi kunci utama
pada sebuah relasi tetapi pada relasi lain atribut tersebut hanya
menjadi atribut biasa.
Relational integrity role :
1. Null
Nilai suatu atribt yang tidak diketahui dan tidak cocok untuk
tupel tersebut.
2. Entity Integrity
Tidak ada satu komponen primary key yang bernilai null.
3. Referential Integrity
Suatu domain dapat dipakai sebagai kunci utama bila merupakan
atribut tunggal pada domain yang bersangkutan.
Contoh penerapan :
MHS
NPM Nama Alamat
12100748 Rino Depok
10296126 Astuti Jakarta
11299577 Rica Depok
11100396 Iin Depok
MKUL
KDMK Mata_Kuliah SKS
KD-011409 Konsep SI 3
KK-045325 Automata 3
KK-045210 Pengantar Basis Data 2
NILAI
NPM KDMK MID FINAL
12100748 KD-011409 90 90
11299577 KK-045325 85 90
11100396 KK-045210 85 90
LINGKUNGAN BASIS DATA
Tingkat eksternal yaitu menerangkan view data base dari sekelompok pemakai. Tingkat konseptual yaitu menerangkan informasi database secara menyeluruh dengan menyembunyikan data secara fisik. Tingkat internal yaitu menerangkan struktur
penyimpanan database secara fisik.
View 1
Skema konseptual
Skema Internal
Tingkat Eksternal View 2 View 3
Tingkat Konseptual
Tingkat Internal
Contoh
Tingkat eksternal Tingkat konseptual Tingkat internal Data independen : kapasitas untuk mengubah skema pada satu level sistem basis data tanpa mengubah skema pada level lain.
1. Physical Data Independent, perubahan pada skema internal tidak
mempengaruhi skema lain.
2. Logical Data Independent, perubahan pada skema konseptual
tidak mempengaruhi skema lain.
Mapping (Transformasi), proses pendefinisian informasi dari satu
level ke level lainnya.
Konseptual /internal mapping, pendefinisian hubungan antara
view konseptual dengan database dilevel internal.
Eksternal /konseptual mapping, pendefinisian hubungan antara
view konseptual dengan database dilevel eksternal.
01 PEG_REC
02 Peg.no pic x (6)
02 Dept.no pic x (4)
02 Gaji pic 9 (6)
Pegawai
Nomor Pegawai char 6
Nomor Dept char 4
Gaji num 6
File Pegawai Length = 22
Prefix type = byte (6) Offset = 0
Emp# type = byte (6) Offset = 6
Index empty
Dep# type = byte (4) Offset = 12
Pay type = full word Offset = 16
Sumber: http://4m133rr.wordpress.com/2010/12/30/data-base-2/
Jumat, 25 November 2011
E – Commerce
A. Definisi E-Commerce.
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapatmelakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .
Adapun pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce mengacu pada internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit. dimana e-commerce adalah subperangkat dari E-Bisnis. cara pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada internet tapi jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. cara pembayarannya yaitu dengan melaui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam melakukan transaksi online.
Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email.
Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman. Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100% kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com.
Adapun proses yang terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut :
1. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan.
2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
3. Secar otomatis account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun nomor kartu kredit).
4. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.
Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-Commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
3. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.
B. Contoh E-Commerce.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
C. Dampak Positif dan Negatif E-Commerce.
Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya.
Dampak positifnya, yaitu :
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Dampak negativenya, yaitu :
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
Umumnya orang berfikir e-commerce adalah online shopping belanja/membeli
barang melalui Web.Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya hanya
sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping yang termasuk di
dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari web sebetulnya
menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari total e-commerce,
sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan dagang bisnis ke bisnis
yang memudahkan proses pembelian antar perusahaan-perusahaan. Banyak orang
berharap supaya dimungkinkan terjadinya transaksi mikro yang memungkinkan orang
membayar dalam bentuk recehan beberapa ribu / ratus rupiah untuk mengakses content
atau game di Internet.
Transaksi yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di
Internet maupun melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information
http://www.simbanet.com/ yang merupakan best seller adalah produk komputer, produk
konsumer, buku dan majalah, musik dan produk entertainment (audio, video, TV).
Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce akan semakin marak, terutama di
amerika serikat tentunya. International Data Corporation http://www.idc.com/
memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli melalui e-commerce
berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun 2002.
Forrester Research http://www.forrester.com/ memprediksikan sales e-commerce sekitar
US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka panjang, Morgan Stanley Dean Witter
http://www.deanwitter.com/ meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun
2005 antara US$21 juta s/d US$115 juta.
Tentunya bagi Indonesia yang jumlah pengguna Internet-nya masih sedikit belum
sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET makin marak. Strategi e-commerce
akan menjadi lain tampaknya yang menjadi hot sekarang ini justru situs-situs berita,
seperti kompas.com, detik.com. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun
community yang bukan mustahil berlanjut ke focus groups dan e-commerce bisnis ke
bisnis. President Clinton barangkali cukup nekad dengan mengajukan Internet Tax
Freedom Act http://www.house.gov/chriscox/nettax/frmain.htm yang ternyata sangat di
setujui oleh Senat Amerika Serikat, undang-undang ini melarang semua negara bagian
dan lokal di Amerika untuk memajak informasi & perdagangan melalui Internet.
Artinya bangsa Amerika Serikat telah menset Internet sebagai Internet Trade Free Zone,
sebuah ide yang cukup gila barangkali tapi akan sangat effektif bagi para produsen
barang / informasi karena usaha eksport yang mendatangkan banyak devisa ke negara
menjadi sangat baik sekali. Logikanya sederhana sekali orang akan berlomba-lomba
untuk membeli barang ke negara lain yang harganya lebih murah. Bagaimana dengan
Indonesia? tampaknya akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi orang-orang pajak
di Indonesia karena transaksi-transaksi yang bersifat intangible melalui Internet sangat
sulit di deteksi, semakin hari semakin banyak transaksi jenis ini terjadi di Internet. E-
Commerce yang melibatkan pemindahan barang cukup mudah di deteksi di pelabuhan
atau bandar udara sehingga dapat di deteksi oleh beacukai / custom selain itu rasanya
sulit. Tampaknya banyak orang di Indonesia yang belum sadar bahwa negara tempat kita
berdiri sangat banyak menjanjikan hal-hal yang diminati oleh bangsa lain, apakah itu
kekayaan alam-nya, sosial, budaya dll. Contohnya apakah ada yang pernah berfikir
bahwa harga kepompong kupu-kupu adalah US$7 / buah-nya? Pak Anshori dari UNILA
http://www.unila.ac.id ternyata sangat jeli melihat hal ini. Masih banyak lagi hal-hal lain
yang menarik yang hanya mungkin dilakukan oleh orang Indonesia di Internet. Di media
massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi
umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh
lebih aman daripada di dunia biasa. Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu
kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit
tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan
cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-
commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan
kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan
para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.
Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar e-
commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di
restaurant, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 setiap kali anda membuang
resi pembelian kartu kredit anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit
tersebut untuk dicuri. Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet
Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html, sebuah protokol yang akan
mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan
melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi
yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan
menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar
tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html. SET akan mengenkode
nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet yang hanya dapat membaca
nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit artinya pegawai
vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi
pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.
Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa menggaransi
proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di
toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.
Saat ini banyak sekali produk-produk yang memungkinkan kita mensetup situs e-
commerce dan langsung berjualan dalam waktu beberapa hari / minggu, mulai dari yang
simple, murah hingga mahal dan kompleks.
Para pengusaha kecil mungkin harus melihat jauh diluar ISP-nya untuk melihat
solusi-solusi murah tadi. Contohnya, Forman interactive
http://www.formaninteractive.com/ memberikan produk Internet creator seharga kurang
dari US$150. Perangkat lunak tersebut menggunakan beberapa wizard untuk menolong
anda membuat halaman web yang aman untuk menjual produk anda. Bahkan jika
meletakan halaman web tersebut di server Forman, mereka akan membantu menangani
pembayaran melalui CheckFree http://www.checkfree.com/. Jika anda sudah siap untuk masuk ke bisnis ini, anda dapat juga menggunakan
yahoo store http://store.yahoo.com/ yang akan memungkinkan anda untuk membangun
situs web untuk bertransaksi melalui browser web di rumah anda. Yahoo akan berfungsi
sebagai host, biaya di sesuaikan dengan jumlah barang yang di jual – yaitu US$100 /
bulan untuk toko yang menjual 50 barang, US$300 / bulan untuk toko dengan barang
sampai dengan 1000 barang.
Solusi-solusi yang murah dan menarik ini juga tampaknya juga diberikan oleh
indosatcom sebuah anak perusahaan dari Indosat yang memfokuskan diri di e-commerce.
Salah satu produk indosatcom adalah EDIWeb menjadi menarik untuk para pengusaha
kecil yang hanya bermodal akses ke WARNET. Telkom juga meluncurkan plasa.com
belum terhitung inisiatif lain seperti Wasantara dll. Tentunya untuk solusi-solusi komplex
yang membutuhkan kemampuan integrasi yang tinggi antara berbagai proses transaksi
yang dilakukan ada banyak perangkat lunak yang berharga cukup tinggi di antara
US$5000 s/d US$100000 cukup untuk membuat seorang pengusaha kecil jatuh bangkrut.
Tampaknya solusi paling menarik adalah jasa e-commerce hosting yang
dijalankan banyak perusahaan termasuk indosatcom, AT&T
http://www.ipservices.att.com/wss/, MCI http://www.wcom.net/commercehost/, dan GTE
BBN Planet http://www.bbn.com/. Karena resiko & biaya rendah untuk melakukan e-
commerce demikian dikatakan oleh Karl Lewis dari Proxicom
http://www.proxicom.com/ yang merupakan perusahaan konsultan web yang mensetup
situs e-commerce Day-Timer http://www.daytimer.com/ dan extranet untuk Mobil Oil
dan distributor-nya.
Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga
menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi
bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah:
Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat
ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah
sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar
untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan
dalam corporate web site. Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar
yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh
konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang
memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan
Oracle. Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi
berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian
pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar
kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash,
Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom. Open Profiling Standard
(OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly
http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil
pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant.
Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup
kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb. Secure Socket Layer
(SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan
melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public
domain. Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu
kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard,
sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari
SET di e-commerce dilakukan di Asia.
Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan
yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara
memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak
melanggar kerahasiaan konsumen. E-commerce memang penuh dengan berbagai istilah,
beberapa diantara-nya adalah:
1. Digital atau electronic cash: juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan
untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli
barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer
yang lain. Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh
sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan
yang dibawa oleh digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash
dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat
dilihat di PC Webopaedia http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm.
2. Digital money: adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme
pembayaran elektronik di Internet. Yahoo
http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/T
ransaction_Clear ing/Digital_Money/
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ mencatat
paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
3. Disintermediation: adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada
saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan
menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional –
seperti toko dan jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.
4. Electronic checks: pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash
http://www.cybercash.com/, sistem check elektronik seperti PayNow akan
mengambil uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM
atau telepon.
5. Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet
http://www.cybercash.com/, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di
harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan
pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut.
Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet,
maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu
kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic
wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi
untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.
6. Extranet: adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan
jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka
maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk
mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan
semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran. 7. Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga
puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game
maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat
revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone
http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1
untuk mengaskses situs mereka selama satu hari – tanpa perlu membayar penuh
langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang
potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.
Ternyata bukan hanya perusahaan besar saja yang berkecimpung dalam e-commerce
tapi juga banyak pengusaha kecil yang berkiprah dengan Web sederhana, dan situs
kacangan. Seringkali yang dibutuhkan untuk sukses hanya promosi sederhana agar
terlihat oleh para pelanggan. Berita mulut ke mulut, posting di newsgroup, dan
mendaftarkan diri di search engine cukup sudah untuk menarik pelanggan ke situs anda.
Sebuah contoh sederhana yang bisa ditampilkan adalah Kevin Donlin seorang penulis
dan Web developer yang membuat Guaranteed Resumes http://www.gresumes.com/ di
Internet berawal dari tahun 1994. Saat ini dia memperoleh sekitar 100 pendatang setiap
hari dan memperoleh sebagian dari pemasukannya dari bisnis penulisan resume.
Keberhasilan Donlin terletak pada keberhasilan dalam menekan serendah-rendahnya
biasa yang dibutuhkan. Server yang digunakan diletakan di ISP lokal, dan pelanggan
berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Transaksi kartu kredit dilakukan menggunakan
swipe terminal yang dia sewa seharga US$30 / bulan – tapi tidak perlu menggunakan jasa
pihak ketiga untuk mengambilkan dana dari kartu kredit. Tentunya masih banyak sekali
cerita-cerita menarik seperti yang dialami oleh Kevin tersebut. Menurut survey yang
dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja
belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa
yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk
membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-
commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka
menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum
yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs
shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh
hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan
banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga
penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar
pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan
informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine
menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena
sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan
kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan
tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk
melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya.
Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi
bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-
commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan
pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah
akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi
operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant
mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their
operation they already had.”
Perusahaan yang akan secara langsung dirugikan oleh e-commerce adalah agen
perjalanan, tiket bioskop, katalog mail-order, dan toko retail – terutama toko perangkat
lunak. Mungkin kalau di Indonesia yang terasa hanya bagi agen perjalanan & bisnis
sekitar turis. E-commerce dengan nyata telah mempengaruhi teritori bisnis tersebut.
Menurut laporan Forrester Research http://www.forrester.com/ prediksi penjualan di sales
& tiket perjalanan melalui Internet akan naik dari US$475 juta di tahun 1997 ke US$10
milyar di tahun 2001. Angka tersebut merepresentasikan 8% dari semua penjualan tiket
perjalanan di US. Kalau Bill Gates mengatakan e-commerce akan menghilangkan perantara (middleman). Kalau buzzword sekarang ini adalah disintermediation
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss06.html, cara mengatakan bahwa
siapapun yang berada di antara pembeli dan penjual akan memperoleh masalah besar.
Akan tetapi jika kita melihat lebih lebih dalam lagi akan terlihat bahwa sebenarnya e-
commerce akan menciptakan pola perantara yang baru.
Cerita sukses e-commerce, seperti amazon.com http://www.amazon.com/,
sebetulnya merupakan bentuk lain dari sebuah proses perantara. Amazon.com tidak
menerbitkan buku. Mereka semua umumnya hanyalah sebuah distributor online saja.
Tampaknya e-middleman harus mendemonstrasikan bahwa mereka menambahkan nilai
dalam proses pembelian, melalui marketing, customer service, juga metoda-metoda lain.
Kalau tidak maka pelanggan akan memutuskan modem-nya dan tidak akan menggunakan
jasa mereka lagi.
Tampaknya e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. Jika berbagai detail
dari perdagangan online ini dapat di selesaikan maka bukan mustahil e-commerce dan
Internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global. Dengan perkembangan
masyarakat virtual yang demikian besar – banyak orang yang berpartisipasi dalam
berbagai interest group online – memperlihatkan pergeseran pardigma dari kekuatan
ekonomi yang bertumpu pada pembuat / manufacturer ke kekuatan pasar. Paling tidak
demikian yang dilihat oleh John Hagel dan Arthur Armstrong, sepasang analis dari
McKinsey http://www.mckinsey.com/ sebuah perusahaan konsultan manajemen
internasional.
Masyarakat virtual telah memperlihatkan effek-nya. Situs investment seperti
Motley Fool http://www.fool.com/ memungkinkan anggota untuk bertukar pengalaman
tanpa melalui broker / perantara. ParentsPlace http://www.parentsplace.com/ merupakan
tempat pertemuan para orang tua yang akhirnya memberikan kesempatan pada vendor-
vendor kecil untuk mencapai pelanggan potensial mereka untuk produk yang sangat
spesifik seperti makanan bayi dan shampo.
Masyarakat virtual akan menggoyang kehebatan divisi marketing dan penjualan
di perusahaan-perusahaan besar. Justru perusahaan-perusahaan kecil dengan produk yang
lebih baik dan customer service yang baik akan dapat menggunakan masyarakat virtual
ini untuk mengalahkan perusahaan besar – sesuatu yang cukup sulit dimengerti di dunia nyata. Dalam bukunya Net Gain: Expanding Markets Through Virtual Communities,
yang dipublikasikan oleh Harvard Business School Press, Hagel dan Armstrong
berargumen bahwa daripada melawan trend yang ada, perusahaan yang pandai akan
membantu terbentuknya virtual community ini dan menggunakannya untuk mencapai
pelanggannya.
Sumber: http://vially20.wordpress.com/makalah-e-commerce/
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapatmelakukan Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) .
Adapun pendapat mengenai pengertian E-Commerce bahwa E-commerce mengacu pada internet untuk belanja online dan jangkauan lebih sempit. dimana e-commerce adalah subperangkat dari E-Bisnis. cara pembayarannya: melalui transfer uang secara digital seperti melalui account paypal atau kartu credit Sedangkan, E-Bisnis mengacu pada internet tapi jangkauan lebih luas. area bisnisnya terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan klien atau nasabah melalui e-mail tapi pemasaran atau penjualan di lakukan dengan internet. dengan begitu dapat memberikan keuntungan berupa keamanan fleksibililtas dan efisiensi. cara pembayarannya yaitu dengan melaui pembayaran digital secara E-Gold dan sudah di akui di seluruh dunia dalam melakukan transaksi online.
Pada umumnya pengunjung Website dapat melihat barang atau produk yang dijual secara online (24 jam sehari) serta dapat melakukan correspondence dengan pihak penjual atau pemilik website yang dilakukan melalui email.
Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman. Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100% kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com.
Adapun proses yang terdapat dalam E-Commerce adalah sebagai berikut :
1. Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan.
2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
3. Secar otomatis account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun nomor kartu kredit).
4. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.
Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-Commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
3. Mengurangi keterlambatan dengan menggunakan transfer elektronik/pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.
B. Contoh E-Commerce.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
C. Dampak Positif dan Negatif E-Commerce.
Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya.
Dampak positifnya, yaitu :
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Dampak negativenya, yaitu :
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
Umumnya orang berfikir e-commerce adalah online shopping belanja/membeli
barang melalui Web.Terus terang Web shopping / online shopping sebetulnya hanya
sebagian kecil sekali dari belantara e-commerce. Web shopping yang termasuk di
dalamnya transaksi online stok, men-download software langsung dari web sebetulnya
menghubungkan bisnis ke konsumen ini hanya sekitar 20% dari total e-commerce,
sedang sebagian besar sebetulnya lebih banyak berupa hubungan dagang bisnis ke bisnis
yang memudahkan proses pembelian antar perusahaan-perusahaan. Banyak orang
berharap supaya dimungkinkan terjadinya transaksi mikro yang memungkinkan orang
membayar dalam bentuk recehan beberapa ribu / ratus rupiah untuk mengakses content
atau game di Internet.
Transaksi yang sangat hot di e-commerce untuk barang-barang dagangan di
Internet maupun melalui media elektronik lainnya, menurut Simba Information
http://www.simbanet.com/ yang merupakan best seller adalah produk komputer, produk
konsumer, buku dan majalah, musik dan produk entertainment (audio, video, TV).
Dari berbagai statistik yang ada tampaknya e-commerce akan semakin marak, terutama di
amerika serikat tentunya. International Data Corporation http://www.idc.com/
memprojeksikan bahwa 46 juta orang amerika akan membeli melalui e-commerce
berbagai barang senilai US$ 16 juta di tahun 2001, dan US$54 juta di tahun 2002.
Forrester Research http://www.forrester.com/ memprediksikan sales e-commerce sekitar
US$7 juta di tahun 2000. Untuk jangka panjang, Morgan Stanley Dean Witter
http://www.deanwitter.com/ meng-estimasikan penjualan melalui e-commerce pada tahun
2005 antara US$21 juta s/d US$115 juta.
Tentunya bagi Indonesia yang jumlah pengguna Internet-nya masih sedikit belum
sebanyak US, kecuali kalau WARNET-WARNET makin marak. Strategi e-commerce
akan menjadi lain tampaknya yang menjadi hot sekarang ini justru situs-situs berita,
seperti kompas.com, detik.com. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun
community yang bukan mustahil berlanjut ke focus groups dan e-commerce bisnis ke
bisnis. President Clinton barangkali cukup nekad dengan mengajukan Internet Tax
Freedom Act http://www.house.gov/chriscox/nettax/frmain.htm yang ternyata sangat di
setujui oleh Senat Amerika Serikat, undang-undang ini melarang semua negara bagian
dan lokal di Amerika untuk memajak informasi & perdagangan melalui Internet.
Artinya bangsa Amerika Serikat telah menset Internet sebagai Internet Trade Free Zone,
sebuah ide yang cukup gila barangkali tapi akan sangat effektif bagi para produsen
barang / informasi karena usaha eksport yang mendatangkan banyak devisa ke negara
menjadi sangat baik sekali. Logikanya sederhana sekali orang akan berlomba-lomba
untuk membeli barang ke negara lain yang harganya lebih murah. Bagaimana dengan
Indonesia? tampaknya akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi orang-orang pajak
di Indonesia karena transaksi-transaksi yang bersifat intangible melalui Internet sangat
sulit di deteksi, semakin hari semakin banyak transaksi jenis ini terjadi di Internet. E-
Commerce yang melibatkan pemindahan barang cukup mudah di deteksi di pelabuhan
atau bandar udara sehingga dapat di deteksi oleh beacukai / custom selain itu rasanya
sulit. Tampaknya banyak orang di Indonesia yang belum sadar bahwa negara tempat kita
berdiri sangat banyak menjanjikan hal-hal yang diminati oleh bangsa lain, apakah itu
kekayaan alam-nya, sosial, budaya dll. Contohnya apakah ada yang pernah berfikir
bahwa harga kepompong kupu-kupu adalah US$7 / buah-nya? Pak Anshori dari UNILA
http://www.unila.ac.id ternyata sangat jeli melihat hal ini. Masih banyak lagi hal-hal lain
yang menarik yang hanya mungkin dilakukan oleh orang Indonesia di Internet. Di media
massa cukup banyak berita tentang pembobolan sistem keamanan Internet, akan tetapi
umumnya vendor dan analis komputer berargumentasi bahwa transaksi di Internet jauh
lebih aman daripada di dunia biasa. Sebenarnya sebagian besar dari pencurian kartu
kredit terjadi di sebabkan oleh pegawai sales yang menghandle nomor kartu kredit
tersebut. Sistem e-commerce sebetulnya menghilangkan keinginan mencuri tadi dengan
cara meng-enkripsi nomor kartu kredit tersebut di server perusahaan. Untuk merchants, e-
commerce juga merupakan cara yang aman untuk membuka toko karena meminimalkan
kemungkinan di jarah, di bakar atau kebanjiran. Hal yang paling berat adalah meyakinkan
para pembeli bahwa e-commerce adalah aman untuk mereka.
Umumnya pengguna kartu kredit tidak terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar e-
commerce mengatakan bahwa transaksi e-commerce jauh lebih aman daripada pembelian kartu kredit biasa. Setiap kali anda membayar menggunakan kartu kredit di toko, di
restaurant, di glodok, di mangga dua atau melalui telepon 800 setiap kali anda membuang
resi pembelian kartu kredit anda sebetulnya telah membuka informasi kartu kredit
tersebut untuk dicuri. Sejak versi 2.0 dari Netscape Navigator dan Microsoft Internet
Explorer, transaksi dapat di enkripsi menggunakan Secure Sockets Layer (SSL)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html, sebuah protokol yang akan
mengamankan saluran komunikasi ke server, memproteksi data pada saat dikirimkan
melalui Internet. SSL menggunakan public key encryption, salah satu metoda enkripsi
yang cukup kuat saat ini. Untuk melihat apakah sebuah Web site di amankan
menggunakan SSL dapat dilihat pada awal URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu kredit saat ini mempromosikan sebuah standar
tambahan bagi keamanan di namakan Secure Electronic Transaction (SET)
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss05.html. SET akan mengenkode
nomor kartu kredit yang ada di server vendor di Internet yang hanya dapat membaca
nomor kartu kredit tersebut hanya bank dan perusahaan kartu kredit artinya pegawai
vendor / merchant tidak bisa membaca sama sekali sehingga kemungkinan terjadi
pencurian oleh vendor menjadi tidak mungkin.
Terus terangnya memang tidak ada sistem e-commerce yang bisa menggaransi
proteksi 100% kepada kartu kredit anda, tapi kemungkinan untuk di copet dompet anda di
toko online akan jauh lebih rendah dibandingkan di tempat biasa.
Saat ini banyak sekali produk-produk yang memungkinkan kita mensetup situs e-
commerce dan langsung berjualan dalam waktu beberapa hari / minggu, mulai dari yang
simple, murah hingga mahal dan kompleks.
Para pengusaha kecil mungkin harus melihat jauh diluar ISP-nya untuk melihat
solusi-solusi murah tadi. Contohnya, Forman interactive
http://www.formaninteractive.com/ memberikan produk Internet creator seharga kurang
dari US$150. Perangkat lunak tersebut menggunakan beberapa wizard untuk menolong
anda membuat halaman web yang aman untuk menjual produk anda. Bahkan jika
meletakan halaman web tersebut di server Forman, mereka akan membantu menangani
pembayaran melalui CheckFree http://www.checkfree.com/. Jika anda sudah siap untuk masuk ke bisnis ini, anda dapat juga menggunakan
yahoo store http://store.yahoo.com/ yang akan memungkinkan anda untuk membangun
situs web untuk bertransaksi melalui browser web di rumah anda. Yahoo akan berfungsi
sebagai host, biaya di sesuaikan dengan jumlah barang yang di jual – yaitu US$100 /
bulan untuk toko yang menjual 50 barang, US$300 / bulan untuk toko dengan barang
sampai dengan 1000 barang.
Solusi-solusi yang murah dan menarik ini juga tampaknya juga diberikan oleh
indosatcom sebuah anak perusahaan dari Indosat yang memfokuskan diri di e-commerce.
Salah satu produk indosatcom adalah EDIWeb menjadi menarik untuk para pengusaha
kecil yang hanya bermodal akses ke WARNET. Telkom juga meluncurkan plasa.com
belum terhitung inisiatif lain seperti Wasantara dll. Tentunya untuk solusi-solusi komplex
yang membutuhkan kemampuan integrasi yang tinggi antara berbagai proses transaksi
yang dilakukan ada banyak perangkat lunak yang berharga cukup tinggi di antara
US$5000 s/d US$100000 cukup untuk membuat seorang pengusaha kecil jatuh bangkrut.
Tampaknya solusi paling menarik adalah jasa e-commerce hosting yang
dijalankan banyak perusahaan termasuk indosatcom, AT&T
http://www.ipservices.att.com/wss/, MCI http://www.wcom.net/commercehost/, dan GTE
BBN Planet http://www.bbn.com/. Karena resiko & biaya rendah untuk melakukan e-
commerce demikian dikatakan oleh Karl Lewis dari Proxicom
http://www.proxicom.com/ yang merupakan perusahaan konsultan web yang mensetup
situs e-commerce Day-Timer http://www.daytimer.com/ dan extranet untuk Mobil Oil
dan distributor-nya.
Di samping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga
menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi
bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah:
Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat
ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah
sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar
untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan
dalam corporate web site. Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar
yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh
konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang
memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan
Oracle. Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi
berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian
pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar
kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash,
Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom. Open Profiling Standard
(OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly
http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil
pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant.
Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup
kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb. Secure Socket Layer
(SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan
melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public
domain. Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu
kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard,
sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari
SET di e-commerce dilakukan di Asia.
Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan
yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara
memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak
melanggar kerahasiaan konsumen. E-commerce memang penuh dengan berbagai istilah,
beberapa diantara-nya adalah:
1. Digital atau electronic cash: juga dikenal sebagai e-cash, istilah ini ditujukan
untuk beberapa pola / metoda yang memungkinkan seseorang untuk membeli
barang atau jasa dengan cara mengirimkan nomor dari satu komputer ke komputer
yang lain. Nomor tersebut, seperti yang terdapat di mata uang, di isukan oleh
sebuah bank dan merepresentasikan sejumlah uang betulan. Salah satu kelebihan
yang dibawa oleh digital cash adalah sifatnya yang anonymous dan dapat di pakai ulang, seperti uang cash biasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara e-cash
dengan transaksi kartu kredit melalui Internet. Untuk informasi lebih lanjut dapat
dilihat di PC Webopaedia http://www.sandybay.com/pc-web/digital_cash.htm.
2. Digital money: adalah terminologi global untuk berbagai e-cash dan mekanisme
pembayaran elektronik di Internet. Yahoo
http://www.yahoo.com/Business_and_Economy/Companies/Financial_Services/T
ransaction_Clear ing/Digital_Money/
Companies/Financial_Services/Transaction_Clearing/Digital_Money/ mencatat
paling tidak ada 21 perusahaan yang memberikan jasa digital money di Internet.
3. Disintermediation: adalah proses untuk memotong jalur perantara. Kira-kira pada
saat perusahaan yang berbasiskan web membypass kanal retail tradisional dan
menjual secara langsung ke pelanggan / pembeli, maka perantara tradisional –
seperti toko dan jasa mail order – akan kehilangan pekerjaan.
4. Electronic checks: pada saat ini sedang di ujicoba oleh CyberCash
http://www.cybercash.com/, sistem check elektronik seperti PayNow akan
mengambil uang dari account check di bank pelanggan untuk membayar PAM
atau telepon.
5. Electronic wallet: Pola pembayaran – seperti CyberCash Internet Wallet
http://www.cybercash.com/, akan menyimpan nomor kartu kredit anda di
harddisk anda dalam bentuk terenkripsi yang aman. Anda akan dapat melakukan
pembelian-pembelian pada situs Web yang mendukung electronic wallet tersebut.
Jika anda ingin membeli sesuatu pada toko yang mendukung electronic wallet,
maka pada saat menekan tombol Pay maka proses pembayaran melalui kartu
kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server perusahaan electronic
wallet. Vendor browser pada saat ini telah berusaha untuk melakukan negosiasi
untuk memasukan teknologi e-wallet tadi ke produk mereka.
6. Extranet: adalah sebuah kelanjutan dari intranet perusahaan yang mengkaitkan
jaringan internal satu perusahaan dengan jaringan internal supplier mereka
maupun pelanggan mereka. Dengan cara itu sangat mungkin untuk
mengembangkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan menyambungkan
semua aspek bisnis, dari proses pemesanan hingga pembayaran. 7. Micropaymet: transaksi dalam jumlah kecil antara beberapa ratus rupiah hingga
puluhan ribu rupiah, misalnya untuk mengambil / mengakses grafik, game
maupun informasi. Pay-as-you-go micropayment seharusnya akan membuat
revolusi di dunia e-commerce. Contohnya ESPN SportsZone
http://espn.sportszone.com/ menggunakan CyberCoin untuk membayar US$1
untuk mengaskses situs mereka selama satu hari – tanpa perlu membayar penuh
langganan bulanan. Kenyataan di lapangan sebagian besar pelanggan yang
potensial tidak terlalu bersedia untuk bermain-main dengan micropayment.
Ternyata bukan hanya perusahaan besar saja yang berkecimpung dalam e-commerce
tapi juga banyak pengusaha kecil yang berkiprah dengan Web sederhana, dan situs
kacangan. Seringkali yang dibutuhkan untuk sukses hanya promosi sederhana agar
terlihat oleh para pelanggan. Berita mulut ke mulut, posting di newsgroup, dan
mendaftarkan diri di search engine cukup sudah untuk menarik pelanggan ke situs anda.
Sebuah contoh sederhana yang bisa ditampilkan adalah Kevin Donlin seorang penulis
dan Web developer yang membuat Guaranteed Resumes http://www.gresumes.com/ di
Internet berawal dari tahun 1994. Saat ini dia memperoleh sekitar 100 pendatang setiap
hari dan memperoleh sebagian dari pemasukannya dari bisnis penulisan resume.
Keberhasilan Donlin terletak pada keberhasilan dalam menekan serendah-rendahnya
biasa yang dibutuhkan. Server yang digunakan diletakan di ISP lokal, dan pelanggan
berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Transaksi kartu kredit dilakukan menggunakan
swipe terminal yang dia sewa seharga US$30 / bulan – tapi tidak perlu menggunakan jasa
pihak ketiga untuk mengambilkan dana dari kartu kredit. Tentunya masih banyak sekali
cerita-cerita menarik seperti yang dialami oleh Kevin tersebut. Menurut survey yang
dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja
belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa
yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk
membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-
commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka
menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum
yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs
shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh
hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan
banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga
penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar
pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan
informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine
menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena
sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan
kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan
tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk
melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya.
Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi
bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-
commerce bisnis ke bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan
pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah
akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi
operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant
mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their
operation they already had.”
Perusahaan yang akan secara langsung dirugikan oleh e-commerce adalah agen
perjalanan, tiket bioskop, katalog mail-order, dan toko retail – terutama toko perangkat
lunak. Mungkin kalau di Indonesia yang terasa hanya bagi agen perjalanan & bisnis
sekitar turis. E-commerce dengan nyata telah mempengaruhi teritori bisnis tersebut.
Menurut laporan Forrester Research http://www.forrester.com/ prediksi penjualan di sales
& tiket perjalanan melalui Internet akan naik dari US$475 juta di tahun 1997 ke US$10
milyar di tahun 2001. Angka tersebut merepresentasikan 8% dari semua penjualan tiket
perjalanan di US. Kalau Bill Gates mengatakan e-commerce akan menghilangkan perantara (middleman). Kalau buzzword sekarang ini adalah disintermediation
http://www.builder.com/Business/Ecommerce20/ss06.html, cara mengatakan bahwa
siapapun yang berada di antara pembeli dan penjual akan memperoleh masalah besar.
Akan tetapi jika kita melihat lebih lebih dalam lagi akan terlihat bahwa sebenarnya e-
commerce akan menciptakan pola perantara yang baru.
Cerita sukses e-commerce, seperti amazon.com http://www.amazon.com/,
sebetulnya merupakan bentuk lain dari sebuah proses perantara. Amazon.com tidak
menerbitkan buku. Mereka semua umumnya hanyalah sebuah distributor online saja.
Tampaknya e-middleman harus mendemonstrasikan bahwa mereka menambahkan nilai
dalam proses pembelian, melalui marketing, customer service, juga metoda-metoda lain.
Kalau tidak maka pelanggan akan memutuskan modem-nya dan tidak akan menggunakan
jasa mereka lagi.
Tampaknya e-commerce mempunyai masa depan yang cerah. Jika berbagai detail
dari perdagangan online ini dapat di selesaikan maka bukan mustahil e-commerce dan
Internet akan mengubah struktur dunia usaha secara global. Dengan perkembangan
masyarakat virtual yang demikian besar – banyak orang yang berpartisipasi dalam
berbagai interest group online – memperlihatkan pergeseran pardigma dari kekuatan
ekonomi yang bertumpu pada pembuat / manufacturer ke kekuatan pasar. Paling tidak
demikian yang dilihat oleh John Hagel dan Arthur Armstrong, sepasang analis dari
McKinsey http://www.mckinsey.com/ sebuah perusahaan konsultan manajemen
internasional.
Masyarakat virtual telah memperlihatkan effek-nya. Situs investment seperti
Motley Fool http://www.fool.com/ memungkinkan anggota untuk bertukar pengalaman
tanpa melalui broker / perantara. ParentsPlace http://www.parentsplace.com/ merupakan
tempat pertemuan para orang tua yang akhirnya memberikan kesempatan pada vendor-
vendor kecil untuk mencapai pelanggan potensial mereka untuk produk yang sangat
spesifik seperti makanan bayi dan shampo.
Masyarakat virtual akan menggoyang kehebatan divisi marketing dan penjualan
di perusahaan-perusahaan besar. Justru perusahaan-perusahaan kecil dengan produk yang
lebih baik dan customer service yang baik akan dapat menggunakan masyarakat virtual
ini untuk mengalahkan perusahaan besar – sesuatu yang cukup sulit dimengerti di dunia nyata. Dalam bukunya Net Gain: Expanding Markets Through Virtual Communities,
yang dipublikasikan oleh Harvard Business School Press, Hagel dan Armstrong
berargumen bahwa daripada melawan trend yang ada, perusahaan yang pandai akan
membantu terbentuknya virtual community ini dan menggunakannya untuk mencapai
pelanggannya.
Sumber: http://vially20.wordpress.com/makalah-e-commerce/
SIKLUS HIDUP SISTEM
1. Fase Perencanaan.
Pada Fase perencanaan ada yang di maksud langkah-langkah dalam menjalankan fase ini,karena tidak asal saja dalam menjalankan perencanaan,langkah-langkahnya meliputi,sebagai berikut:
- Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
- Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.
- Menentukan Tujuan Sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
- Mengidentifikasi Kendala Sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala tersebut.
- Membuat Studi Kelayakan.
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan, yaitu :
a. Teknis; tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
b. Pengembalian ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c. Pengembalian non ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
d. Hukum dan etika; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e. Operasional; apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?
f. Jadual; mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area pemakai.
- Menyiapkan Usulan Penelitian Sistem.
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.
- Menyetujui Atau Menolak Proyek Penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan à keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu :
Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?
Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
- Menetapkan Mekanisme Pengendalian.
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. (misalkan gunakan Microsoft Project).
Pada Fase Perencanaan juga mempunyai keuntungan dalam proyek CBIS,keuntungannya yakni:
· Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
· Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
· Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.
· Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.
2. Fase Analisis dan Disain
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui dan melalui tahapan,tahapannya yaitu:
- Mengungumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :
a. alasan perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
- Mengorganisasikan Tim Proyek.
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
- Mendefinisikan kebutuhan informasi.
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :
· Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
· Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak pemakai.
· Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
· Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem.
- Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem.
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
· Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
· Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
· Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
- Menyiapkan Usulan Rancangan.
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
- Menerima atau Menolak Proyek Rancangan.
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.
3. Fase Implementasi.
Sama seperti Fase-fase sebelumnya,fase Implementasi juga mempunyai tahap-tahapan,antara lain yakni:
- Merencanakan Implementasi
Mekanisme pengontrolan ditetapkan pada akhir fase perencanaan dalam bentuk grafik atau diagram jaringan. Mekanisme pengontrolan terus di perbaharui dan dibuat lebih lengkap. Manajer dan spesialis informs mempunyai pengetahuan tertentu mengenai desain system,dan mereka bias menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengembangkan rencana implementasi yang lengkap atau detail agar system yang baru bisa digunakan.
- Mengungumkan Proyek Implementasi
Proyek implementasi diumumkan kepada para pekerja seperti cara mengumumkan studi system. Tujuannya untuk menghilangkan kekhawatiran para pekerja. Tujuan lainnya, yaitu meminta dukungan dari para pekerja. Banyak pekerja yang akan terlibat dengan pengimplementasian tersebut,dan dibutuhkan kerha sama dari mereka.
- Mengorganisir Staff Pelayanan Informasi
Seleagi bidang administrasi komunikasi data dan database mengembangjan desain, maka dilakukan usaha perekerutan dan training untuk mendapatkan staff pemrograman sesuai dengan kebutuhan jumlah dan keterampilan yang direncanakan. Sekarang,programmer dimasukan ke dalam team proyek.
- Menentukan Komputer
1.Meminta proposal,desain system harus bisa dilihar oleh pemasok. Yang menawarkan berbagai jenis komputerisasi, dimana berisi konfigurasi yang telah di setujui. Dan setiap pemasok harus di beri paket dokumentasi program yang disertakan REP berisi deskripsi yang detail mengenai tiap program, kaitannya dengan input,proses utama dan output.
2.Proposal dari pemasok,Jika pemasok ingin mendapatkan pesanan,maka ia harus membuat proposal yang menjelaskan sejauh mana peralatannya dapat memenuhi kriteria penampilan yang sebagian besarnya proposal tertulis beberapa proposal hanya berbentuk surat,sedangkan proposal yang lain bisa bersifat sangat lengkap.
3.Pemilihan Pemasok,Salah satu cara perusahaan mengetahui apakah kriteria penampilan memenuhi system adalah dengan menetapkan benchmark problem(masalah/yang bisa menunjujan tingkat penilaian) bagi setiap pemasok untuk dipecahkan dengan hardware yang diajukannya. Dan penggunaan masalah benchmark bisa menentukan tingkat pemilihan pemasok.
4. Fase Operasi
Tahap-tahap dalam fase Operasi yakni:
- Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
- Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.
- Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
a. Memperbaiki kesalahan
b. Menjaga kemutakhiran sistem
c. Meningkatkan sistem
- Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
- Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
Prototyping.
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu :
Prototype jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Prototype jenis II, merupakan suatu model yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Daya tarik prototype, yaitu :
a. Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e. Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a. Bersifat tergesa-gesa.
b. Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c. Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d. User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Kesimpulan.
Dari artikel yang saya tuliskan di atas , saya menyimpulkan bahwasannya di dalam suatu system itu ada fase-fase pengembangannya dan fase-fase tersebut saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan dari system itu sendiri, sehingga system itu dapat berjalan dengan baik dan dapat dikatakan siklus hidup dalam system.
Manajemen Sumber Informasi
Manajemen Sumber Informasi
1. Pendahuluan
Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan & dapat dikelola seperti halnya sumber lain. Information Resource Management merupakan metodologi siklus hidup yang dipakai untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang berkualitas. Peningkatan pemahaman komputer oleh pemakai, mudahnya pemakai memperoleh hardware dan software memberikan kesadaran terhadap perusahaan bahwa memang dibutuhkan sistem komputerisasi. Sebagai contoh dua pemakai dalam area yang berbeda ingin mengembangkan sistem secara serentak untuk menyiapkan laporan yang sama, atau mereka masing-masing membeli paket software yang sama. Maka, sebaiknya manajemen puncak dari perusahaan tersebut menetapkan penggunaan komputerisasi dalam organisasinya, yang akan berguna untuk mengetahui pencitptaan sumber informasi dan pengelolaannya. Perencanaan formal untuk manajemen informasi ini disebut Information Reseurces management (IRM) atau manajemen sumber informasi.
2. Tinjauan Pustaka
IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen. (http://parno.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13807/Pengenalan++IRM.doc)
3. Pembahasan
Manajemen sumber informasi adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen.
Tipe-tipe dari sumber informasi :
Informasi umum, informasi dari para spesialis, para pemakai, fasilitas-fasilitas, database, software, hardware.
Informasi sebagai sumber strategis
· Informasi merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif.
Caranya : Dengan memfokuskan pada pelanggan & membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya.
· Arus Informasi antara perusahaan dan pelanggan :
- Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
- Informasi yang menerangkan penggunaan produk
- Informasi yang menerangkan kepuasan produk
Keuntungan kompetitif dicapai apabila :
- Terjalinnya hubungan yang baik antara elemen-elemen
- Diperlukan arus informasi dengan semua elemen-elemen lingkungannya
- Pentingnya efisiensi operasi internal
IOS (Interorganizational Information System)
- IOS merupakan sistem informasi yang digunakan oleh lebih dari satu perusahaan
- IOS fasilitator bertugas : menunjukkan para peserta bahwa dengan bekerja dalam sistem tsb mereka akan memperoleh keuntungan kompetitif.
CIO (Chief Information Officer)
· Kepala bagian Informasi turut berperan dalam pembuatan keputusan penting dalam
· perusahaan & memberi laporan langsung ke eksekutif.
· Sebutan lain dari CIO : Direktur SIM, Vice President SIM
· Tugas CIO :
- Mempelajari bisnis & teknologinya
- Menjalin kemitraan dengan unit bisnis & manajemen
- Fokus memperbaiki proses bisnis dasar
- Memperkirakan biaya sistem informasi dalam bisnis
- Membangun kredibilitas dengan mengirim service yang terpecaya.
SPIR ( Strategic Planning for Information Resources)
· Perencanaan strategic merupakan perencanaan yang paling memerlukan perhatian. Karena memerlukan perkiraan yang matang untuk dapat mencapai tujuan organisasi pada masa sekarang dan akan datang.
· Gagasan utama dari SPIR adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan sumber-sumber informasi. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk pencapaian tujuan.
· Perencanaan yang digunakan Top Down : Langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi kemudian direncanakan aktifitas setiap unit perusahaan.
· Pendekatan-pendekatan Top Down :
1. BSP IBM (Business System Planning)
- Pendekatan studi total
- Setiap manajer diinterview untuk menentukan kebutuhan informasi, kemudian sistem diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan informasi.
2. CSF (Critical Success Factor)
- Perencanaan sumber informasi dengan mengidentifikasi kunci keberhasilan yang nenentukan - keberhasilan dan kegagalan
3. Transformasi susunan strategis
- Misi, Tujuan, strategi dari perusahaan merupakan dasar tujuan, batasan, strategi perencanaan sistem.
- Proses pentransformasian dari susunan strategi organisasi menjadi susunan strategi SIM dinamakan proses perencanaan strategi SIM
Usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai IRM yang sukses adalah :
· Perusahaan berusaha untuk menggunakan informasi untuk mencapai keuntungan kompetitif.
· Para eksekutif harus menyadari bahwa pelayanan informasi sebagai area fungsional.
· Para eksekutif harus mengakui keberadaan CIO
· Para eksekutif harus memasukkan sumber-sumber informasi dalam perencanaan strategi.
· Adanya perencanaan strategi formal untuk sumber-sumber informasi
· Perencanaan strategis juga mengatur pemakai komputer.
4. Penutup
Dalam melakukan pengelolaan sumber daya informasi, hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi informasi sumber, jenis dan nilai informasi yang telah diberikan, dan cara klasifikasi, penilaian,pemrosesan, dan penyimpanan informasi tersebut.Sumber: http://fadlanhijaji.blogspot.com/2011/01/manajemen-sumber-informasi.html
Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
* Pentingnya pengendalian Sistem Informasi.Dengan pemahaman bahwa manajemen TIK di lembaga pemerintahan merupakan suatu hal rumit dan kompleks serta penting bagi layanan publik, maka sudah pasti semua pimpinan lembaga pemerintahan ingin mengetahui kondisi ketatakelolaan TIK yang selama ini telah dilaksanakan di lembaganya. Berikut jurusnya.
Pendahuluan
Kita seringkali sulit untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan ini :
1. Apakah aset Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang kita miliki sudah dilindungi dengan layak dari risiko kerusakan, kehilangan, kesalahan atau penyalahgunaan ?
2. Apakah informasi yang diolah melalui TIK tersebut sudah dapat kita yakini integritasnya (kelengkapan dan akurasi) ?
3. Apakah solusi TIK yang kita kembangkan sudah dapat mencapai tujuannya dan membantu pencapaian tujuan lembaga kita dengan efektif ?
4. Apakah sumber daya TIK yang kita miliki sudah dimanfaatkan dengan efisien dan bertanggung jawab ?
Definisi Sistem Informasi
Salah satu cara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah dengan melakukan audit atas solusi TIK yang kita miliki, atau yang lazim disebut dengan Audit Sistem Informasi.
Definisi Audit Sistem Informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevalusian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya terkait, secara memadai telah dapat :
ü melindungi aset,
ü menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data,
ü menyediakan informasi yang relevan dan handal,
ü mencapai tujuan organisasi dengan efektif,
ü menggunakan sumber daya dengan efisien,
Proses Sistem Informasi
Proses audit sistem informasi yang berbasis risiko serta sesuai dengan standar audit dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut :
Pada tahap survei pendahuluan, auditor akan berusaha untuk memperoleh gambaran umum dari lingkungan TIK yang akan diaudit. Kemudian dilanjutkan dengan pemahaman yang lebih mendalam dari seluruh sumber daya TIK – infrastruktur, aplikasi, informasi, personil – yang termasuk ke dalam lingkup audit, serta pemahaman atas sistem pengendalian intern TIK yang ada seperti struktur organisasi, kebijakan, prosedur, standar, parameter, dan alat bantu kendali lainnya.
Selanjutnya auditor akan melakukan analisis risiko pendahuluan untuk mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin timbul di lingkungan TIK yang diaudit serta kelayakan rancangan pengendalian intern TIK yang telah ada. Jika rancangan pengendalian intern TIK dipandang memadai maka auditor selanjutnya akan melakukan pengujian dari pelaksanaan kendali-kendali tersebut, namun jika dipandang tidak layak maka auditor akan langsung melakukan pengujian terinci terhadap risiko TIK secara mendalam (dengan jumlah sampel yang cukup besar).
Setelah melakukan pengujian pengendalian intern TIK dan auditor telah memperoleh bukti yang memadai bahwa pengendalian intern TIK telah dilaksanakan sesuai rancangannya maka selanjutnya auditor akan melakukan pengujian terinci atas risiko TIK secara terbatas (dengan jumlah sampel yang terbatas). Namun jika hasil pengujian pengendalian intern TIK menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern TIK tidak sesuai dengan rancangannya maka auditor akan melakukan pengujian terinci risiko TIK secara mendalam.
Bukti-bukti yang diperoleh auditor dari hasil analisis risiko dan rancangan kendali serta pengujian pengendalian intern TIK dan pengujian terinci risiko TIK selanjutnya akan digunakan oleh auditor untuk menyusun laporan audit sistem informasi yang memuat kesimpulan audit beserta tanggapan dari pihak yang diaudit atas rekomendasi yang disampaikan oleh auditor dalam rangka peningkatan pengendalian intern TIK.
Tujuan dan Lingkup Sistem Informasi
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan TIK, yaitu :
nConformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu : Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan Compliance (Kepatuhan).
nPerformance (Kinerja) - Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu : Effectiveness (Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).
Lingkup Audit Sistem Informasi pada umumnya difokuskan kepada seluruh sumber daya TIK yang ada, yaitu Aplikasi, Informasi, Infrastruktur dan Personil.
Untuk lebih praktisnya, berikut ini adalah beberapa tujuan audit sistem informasi yang pernah dilakukan, antara lain :
üEvaluasi atas kesesuaian (strategic alignment) antara rencana strategis dan rencana tahunan organisasi dengan rencana strategis TIK, rencana tahunan TIK dan rencana proyek/program TIK.
üEvaluasi atas kelayakan struktur organisasi TIK, termasuk pemisahan fungsi (segregation of duties) dan kelayakan pelimpahan wewenang dan otoritas (delegation of authority).
üEvaluasi atas pengelolaan personil TIK, termasuk perencanaan kebutuhan, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pendidikan, promosi/demosi/mutasi, serta terminasi personil TIK.
üEvaluasi atas pengembangan TIK, termasuk analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, implementasi dan migrasi, pelatihan dan dokumentasi TIK, serta manajemen perubahaan.
üEvaluasi atas kegiatan operasional TIK, termasuk pengelolaan keamanan dan kinerja pengelolaan pusat data (data center), pengelolaan keamanan dan kinerja jaringan data, dan pengelolaan masalah dan insiden TIK serta dukungan pengguna (helpdesk).
üEvaluasi atas kontinuitas layanan TIK, termasuk pengelolaan backup & recovery, pengelolaan prosedur darurat TIK (IT emergency plan), pengelolaan rencana pemulihan layanan TIK (IT recovery plan), serta pengujian rencana kontijensi operasional (business contigency/continuity plan).
üEvaluasi atas kualitas pengendalian aplikasi, termasuk pengendalian input, pengendalian proses dan pengendalian output.
üEvaluasi atas kualitas data/informasi, termasuk pengujian atas kelengkapan dan akurasi data yang dimasukkan, diproses, dan dihasilkan oleh sistem informasi.
Peranan Sistem Informasi di Lembaga Pemerintahan
Dengan pemahaman bahwa manajemen TIK di lembaga pemerintahan merupakan suatu hal rumit dan kompleks serta penting bagi layanan publik, maka sudah pasti semua pimpinan lembaga pemerintahan ingin mengetahui kondisi ketatakelolaan TIK yang selama ini telah dilaksanakan di lembaganya.
Disinilah peranan Audit Sistem Informasi di dalam suatu lembaga pemerintahan, yaitu untuk memberikan suatu hasil evaluasi yang independen mengenai kesesuaian dan kinerja dari TIK yang ada, apakah sudah dapat melindungi aset TIK, menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data, menyediakan informasi yang relevan dan handal, dan mencapai tujuan organisasi dengan efektif, serta menggunakan sumber daya TIK dengan efisien.
Para pemeriksa dari BPK, BPKP dan Bawasda serta kantor akuntan publik atau konsultan audit yang melakukan audit atas lembaga pemerintahan, diharapkan dapat memberikan suatu hasil evaluasi yang independen atas kesesuaian dan kinerja pengelolaan TIK di lembaga pemerintahan, serta memberikan berbagai rekomendasi yang dapat dengan signifikan meningkatkan ketatakelolaan TIK di lembaga tersebut.
Keterpurukan ketatakelolaan TIK di lembaga pemerintahan saat ini, yang seringkali hanyalah berupa belanja-belanja proyek TIK tanpa kejelasan kesesuaian dan kinerja yang diharapkan, tentunya tidak lepas dari kemampuan para pemeriksa dalam melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terkait ketatakelolaan TIK serta komitmen dari para pimpinan lembaga dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Audit Sistem Informasi tidak dilaksanakan untuk mencari temuan atau kesalahan, namun untuk memberikan kesimpulan serta merekomendasikan perbaikan yang dapat dilakukan atas pengelolaan TIK.
Manfaat Sistem Informasi di Lembaga Pemerintahan
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa Audit Sistem Informasi di lembaga pemerintahaan akan dapat memberikan banyak manfaat, antara lain :
üMeningkatkan perlindungan atas aset TIK lembaga pemerintahan yang merupakan kekayaan negara, atau dengan kata lain aset milik publik,
üMeningkatkan integritas dan ketersediaan sistem dan data yang digunakan oleh lembaga pemerintahan baik dalam kegiatan internal lembaga maupun dalam memberikan layanan publik,
üMeningkatkan penyediaan informasi yang relevan dan handal bagi para pemimpin lembaga pemerintahan dalam mengambil keputusan dalam menjalankan layanan publik,
üMeningkatkan peranan TIK dalam pencapaian tujuan lembaga pemerintaha dengan efektif, baik itu untuk terkait dengan kebutuhan internal lembaga tersebut, maupun dengan layanan publik yang diberikan oleh lembaga tersebut,
üMeningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya TIK serta efisiensi secara organisasional dan prosedural di lembaga pemerintahan.
Dengan kata lain, Audit Sistem Informasi merupakan suatu komponen dan proses yang penting bagi lembaga pemerintahan dalam upayanya untuk memberikan jaminan yang memadai kepada publik atas pemanfaatan TIK yang telah dilaksanakan oleh lembaga pemerintahan.
- TUGAS PENGENDALIAN DALAM SISTEM INFORMASI
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut menggunakan perangkat keras dan lunak (software dan hardware), prosedur manual, model-model untuk analisa, perencanaan dan pengambilan keputusan juga database.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Logistik adalah sistem informasi yang terpadu antara manusia dan komputer dan berfungsi dalam pengelolaan persediaan dalam tujuan menyediakan informasi untuk analisa, perencanaan, operasional, dan pengendalian, dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen dalam sebuah organisasi.
1.Sistem Informasi
Data adalah fakta-fakta yang terkumpul dari suatu pengamatan atau pengukuran, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang penuh arti bagi pemakai dan memiliki arti riil dalam tindakan-tindakan saat ini dan yang akan datang dalam pengambilan keputusan. Hubungan antara data dan informasi adalah seperti bahan mentah dan barang jadi.
Selanjutnya, informasi hanya akan memiliki nilai sepanjang dia mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi tersebut. Agar dapat berguna bagi proses pengambilan keputusan, maka informasi tersebut harus aktual, tersedia tepat waktu dan tepat guna.
Jadi sistem informasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memproses data menajdi informasi. Lebih tepatnya adalah bahwa sistem informasi memproses data yang belum siap dugunakan menjadi bentuk yang siap digunakan berupa informasi untuk pemakai yang bersangkutan.
Semua sistem informasi memiliki 3 kegunaan utama yaitu: menghimpun data sebagai masukan, kemudian memproses dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, up-dating dan lain-lain, serta memperoleh informasi sebagai outputnya.
2.Unsur-unsur sistem informasi, antara lain meliputi:
A.Sistem informasi pemroses transaksi
Merupakan sistem pengolah data yang tugas utamanya adalah sistem pemroses transaksi pada tingkat operasional, dapat mempunyai input yang berasal dari luar (eksternal) maupun dari dalam.
B.Sistem informasi untuk manajer
Sistem ini diciptakan untuk membangkitkan informasi yang dapat digunakan bagi manajer untuk mengendalikan operasi, startegi, perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek, pengendalian manajemen dan pemecahan masalah khusus. Dalam sistemyang komputeris, program secara terus-menerus memantau transaksi yang diproses atau yang baru digunakan untuk pengidentifikasian dan secara otomatis melaporkan lingkungan manajemen yang perlu mendapat perhatian manajer. Dengan bantuan sistem ini, manajer dapat dengan mudah mengendalikan operasional perusahaan/organisasi dan manajer dapat mengambil keputusan bisnis dengan cepat dan tepat karena manajer tersebut memperoleh informasiyang aktual.
C.Sistem informasi intelijen
Merupakan sistem pendukung manajerial untuk penyusunan perencanaan jangka panjang dan penganggaran operasi. Sistem ini bertugas mencari dan menganalisa informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundang-undangan dan ekonomi.Dari suatu negara/lebih, di samping juga untuk mengetahui tentang kesehatan dan prospek industri dari perusahaan dimana perusahaan yang bersangkutan berada. Di dalamnya juga berisi informasi tentang para pesaingnya. Sistem ini akan memberikan informasi perencanaan dan akan mengurangi jumlah waktu yang harus dihabiskan manajer untuk mengumpulkan informasi perencanaan sehingga manajer akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk melakukan tugas-tugas lainnya.
D.Sistem pendukung keputusan
Suatu sistem informasi yang dirancang untuk mendukung manajer dalam mengambil keputusan manajemen/organisasi. Oleh sebab itu sistem ini cenderung dirancang untuk melayani manajer dalam tingkat menengah (madya) maupunyang senior. Secar a khusus, sistem ini menggunakan model. Model adalah serangkaian program, biasanya berisi persamaan matematik, yang menggambarkan masalah.tugas manajemen khusus. Dengan sedikit mengubah model atau data yang dimasukkan, maka manajer akan dapat menyelesaikan masalahnya.
MANAJEMEN LOGISTIK TERPADU
Manajemen Logistik Terpadu merupakan suatu kegiatan manajemen logistik yang meliputi 2 bidang yang berkaitan, yaitu: bidang organisasi logistik dan bidang koordinasi logistik.
1.Bidang Operasi Logistik, merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik.
Manajemen distribusi fisik menyangkut masalah pengangkutan produk kepada langganan. Dalam distribusi fisik, langganan dipandang sebagai pemberhentian terakhir dalam saluran pemasaran.
Manajemen material adalah menyangkut perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang dan atau persediaan barang jadidari tempat pembelian ke tempat pembuatan/perakitan gudang atau toko pengecer.
Proses transfer internal adalah mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia mengalir diantara tahap-tahap manufacturing dan pengangkutan awaldari produk jadi ke gudang atau ke saluran pengecer.
2.Bidang Koordinasi Logistik, yang menyangkut pada kegiatan-kegiatan komunikasi dan perencanaan.
Bidang ini meliputi identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik, antara lain:
Peramalan (forecasting)
Pengolahan pesanan (order processing)
Perencanaan operasi
Perencanaan kebutuhan material (procurement)
HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI SISTEM INFORMASI DALAM LOGISTIK
Sistem informasi manajemen merupakan sistem operasional yang melaksanakan berbagai ragam fungsi untuk menghasilkan output yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.
Output dari sistem informasi adalah:
1.Dokumen transaksi, seperti faktur penjualan, bukti pembayaran gaji, rekening langganan dan pesanan pembelian.
2.Laporan yang direncanakan sebelumnya, isi dan bentuknya telah direncanakan terlebih dahulu, seeperti laporan penjualan, persediaan, dan arus dana.
3.Laporan dan jawaban atas pertanyaan yang sifatnya sementara, terjadi pada waktu yang tidak teratur dan memerlukan data atau analisis yang tidak direncanakan lebih dahulu.
4.Dialog manusia/mesin, merupakan suatu cara dimana seorang pemakai dapat berinteraksi dengan suatu model untuk memperoleh suatu pemecahanyang memuaskan. Model yang dimaksud seperti model perencanaan pabrik, model analisis penanaman modal, dsb.
Tujuan daripada sistem informasi adalah di desain untuk menyediakan informasi bagi tiap unit fungsional.
Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen adalah:
1.Pengendalian operasional, suatu proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2.Pengendalian manajemen, diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba, dan untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional dan mengalokasikan sumber daya.
3.Perencanaan strategik, mengembangkan strategi sebagai sarana organisasi untuk mencapai tujuan.
Fungsi Logistik meliputi kegiatan seperti pembelian, penerimaan, persediaan, dan distribusi. Maka struktur informasinya meliputi:
1.Transaksi yang harus diolah mencakup permintaan pembelian, pesanan pembelian, pesanan produksi, laporan penerimaan, tanda sediaan, permintaan pengangkutan, dan dokumen pengangkutan.
2.Pengendalian operasional, menggunakan informasi yang ada dalam daftar dan laporan seperti pembelian yang terdahulu, delivery terdahulu, barang tidak ada dalam persediaan, barang yang berlebihan, laporan perputaran persediaan, ikhtisar prestasi penjualan, dan analisa prestasi pengangkutan.
3.Informasi Pengandalian Informasi untuk logistik terdiri dari perbandingan antara tingkatan persediaan yang direncanakan dengan aktual, harga pembelian barang, perputaran dan sebagainya.
4.Perencanaan strategik melibatkan analisis distribusi baru, kebijaksanaan baru berkaitan dengan penjualan, dan strategi make or buy. Informasi mengenai teknologi baru, alternatif distribusi, dan sebagainya, menjadi diperlukan.
Teknologi komputer yang merupakan pendukung daripada sistem informasi sangatlah cepat mengalami perubahan dan sebaliknya tidak didukung oleh perkembangan dari konsep sistem informasi itu sendiri yang cenderung berkembang lamban. Hal ini disebabkan perubahan kapasitas dan biaya perangkat keras dan lunak yang dipakai oleh sistem.
Ditekankan bahwa identifikasi kebutuhan informasi barulah kemudian menetapkan sistem yang memenuhi kebutuhan itu. Hal ini disebabkan olah masing-masing fungsi organisasi dan individu pengambil keputusan didalamnya berbeda dalam kebutuhan dan pemanfaatan informasi. Dengan teknologi yang ada dahulu, menyebabkan mahalnya sistem yang disesuaikan untuk tiap individu, namun dengan adanya perkembangan perengkat keras, perangkat lunak, dan tentunya metode sistem informasi membuka peluang bagi manajer untuk memiliki sistem yang sesuai dengan keputusan kritis yang harus diambil. Hal ini sangat penting terutama bagi manajer di bagian logistik yang secara langsung berhadapan dengan pasar yang selalu rentan terhadap perubahan.
- Kontrol proses pengembangan.
Apakah Kontrol Tingkat Lanjut itu?
Lebih dari tiga dasawarsa berbagai studi tentang Kontrol Proses tingkat lanjut atau lebih dikenal sebagai Advance Process Control (APC) terus dilakukan. Tinjauan dari sudut pandang teoritis ,studi-studi tentang implementasi dan berbagai pernyataan tentang keuntungan (benefit) dari aplikasi APC ikut menentukan arah perkembangan teknologi ini. Selama tahun 1960-an strategi kontrol lanjut diturunkan dengan pendekatan klasik three-term, Pengontrol Proportional-Integral-Derivative (PID). Dengan datangnya teknologi komputer, ini berarti penerapan teknologi klasik analog menjadi usang berganti menjadi teknologi digital. Kontrol Umpan Maju (Feed forward), Kontrol Multivariabel dan filosofis kontrol optimal menjadi sesuatu yang sangat mungkin untuk diimplementasikan. Pada masa kini, kontrol proses tingkat lanjut (Advance Process Control) selalu disinonimkan dengan implementasi teknologi kontrol yang berbasis komputer.Laporan penelitian terbaru menunjukkan bahwa APC dapat meningkatkan hasil produksi, mereduksi konsumsi energi, meningkatkan kapasitas, meningkatkan kualitas dan konsistensi produk,meningkatkan keamamanan proses dan mengurangi emisi lingkungan. Keuntungan-keuntungan ini memberikan manfaat yang sangat besar terhadap dunia industri dan dapat dicapai hanya dengan mengurangi tingkat variabilitas dari proses, karena itu plant harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas disainnya.
Jadi, apa definisi yang tepat tentang kontrol tingkat lanjut? Definisi ini dapat berbeda bergantung pada latarbelakang individu-individu yang mendefinisikannya. Boleh jadi definisi ini dapat beraneka ragam, misalnya implementasi umpan maju (feedforward), skema kontrol kaskade (Cascade Control), implementasi time delay compensator, self tuning atau algoritma adaptif atau bisa juga aplikasi strategi optimisasi pada suatu sistem. Disini, sudut pandang seorang akademisi akan berbeda secara signifikan dengan seorang praktisi enjiner. Definisi yang lebih komprehensif adalah jika ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yakni kontrol enjinering, pengolahan sinyal, statistik, teori keputusan, Artifisial intelijen, hardware dan software enjinering. Titik berat filosofinya adalah kebutuhan akan pengetahuan tentang permasalahan enjinering dan pengertian tentang perilaku dari proses plant secara terintegrasi.
Tulisan berikut ini akan membatasi dan menitikberatkan pada algoritma kontrol berbasis model proses. Karenanya tulisan ini akan memfokuskan tentang teknik berbasis model. Meskipun metode ini diaplikasikan secara luas seperti pada bidang aeronatika, robotik, penjejak radar dan sistem kendali misil, hanya aplikasi pada industri proses yang akan dibahas.
2. Model Proses
Model suatu sistem dapat direpresentasikan dalam suatu bentuk ekspresi matematik. Ekspresi matematik tersebut dapat diturunkan dari hukum-hukum fisika maupun dari hubungan output terhadap input yang diberikan.Berdasarkan ekspresi matematik tersebut, maka informasi dinamik serta kondisi steadystate (ajeg/mantap) dari suatu sistem dapat diperkirakan. Informasi-informasi ini berguna bagi seorang sistem enjiner dalam melakukan analisis dan teknik disain suatu sistem.
Dalam hubungannya dengan sistem kontrol, sebuah model harus berisi informasi prediksi perilaku suatu sistem sebagai konsekuensi dari perubahan kondisi operasi suatu proses. Keterkaitannya dengan konteks ini,berarti sebuah model dapat berupa fungsi matematika maupun informasi statistik yang dapat menjelaskan aspek khusus suatu proses tertentu. Selain tinjauan matematika dan statistik, sebuah model dapat juga dipandang sebagai deskripsi kualitatif dari perilaku suatu proses. Pengklasifikasian ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Klasifikasi tipe model pada proses monitoring dan kontrol
2.1. Model Mekanistik
Melihat asal katanya “mekanistik”, sebagian orang akan mengira bahwa model yang dimaksud adalah model mekanik yang diturunkan berdasarkan hukum-hukum mekanika klasik. Akan tetapi pengertian yang dimaksud tidak sesempit itu, melainkan lebih bersifat umum. Model mekanistik biasanya diturunkan dari hukum-hukum fisika atau kimia, jadi pengertiannya tidak hanya sekedar model mekanika saja. Teknik analisa pernurunan dapat didekati dengan konsep parameter tergumpal(lumped) atau bisa juga dengan representasi parameter terdistribusi. Analisa parameter tergumpal digambarkan dengan persamaan diferensial biasa atau Ordinary Differential Equation (ODE).Sedangkan perangkat matematik yang digunakan untuk analisa parameter terdistribusi adalah dengan menggunakan persamaan diferensial parsial atau partial differential equations (PDEs. Contoh sederhana yang dapat diilustrasikan untuk menggambarkan kedua metoda ini adalah : ODE digunakan untuk menggambarkan perilaku dari system ditinjau dari satu dimensi saja misalnya ketinggian fluida sebagai fungsi dari waktu. Sedangkan penggunaan PDE misalnya pada analisa profil temperature dalam sebuah tangki. Salah satu alasan yang mendasari pengunaan PDE untuk analisa ini adalah dikarenakan profil temperature yang tidak sama antara beberapa titik pengukuran. Sehingga analisa yang dilakukan harus terdistribusi pada beberapa titik pengukuran supaya mendapatkan model yang benar-benar valid.
Model yang dikembangkan dengan mengunakan parameter terdistribusi dengan menggunakan PDE jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan model parameter tergumpal (Lumped) atau model satu dimensi dengan ODE. Sehingga untuk mendapatkan solusi analisa PDE akan jauh lebih sulit dibandingkan solusi ODE. Meskipun demikian, untuk Model parameter terdistribusi tersebut sering didekati dengan deret satu dimensi (ODE) saja. Alasannya adalah untuk penyederhanaan saja dengan catatan asumsi tertentu harus dipenuhi supaya penyederhanaan tersebut cukup valid. Mengacu kembali ke diagram klasifikasi model pada gambar 1 diatas, lebih jauh lagi pengklasifikasian kedua model tergumpal (lumped) dan teristribusi dapat digolongkan lagi menjadi linier dan tidak linier. Biasanya nonlinieritas akan dilinerisasi untuk memudahkan suatu analisa.
Terkadang dalam banyak kasus, karena terbatasnya waktu dan financial mungkin saja sebuah model mekanik menjadi tidak praktis untuk dikembangkan. Apalagi jika pengetahuan kita tentang objek tersebut terbatas atau model tersebut terlalu kompleks sehingga sangat sulit untuk dipecahkan. Dalam kondisi ini model empiris atau model “black box” yang dibangun berdasarkan data dari plant boleh jadi diajukan sebagai alternatif pemecahan kebuntuan jawaban.
2.2. Model “Black Box”
Keterbatasan teknik pemecahan masalah terhadap persamaan diferensial kompleks yang sering dijumpai ketika melakukan analisa matematik terhadap model mekanistik, memaksa kita untuk mengunakan pendekatan baru yang dikenal sebagai Model “black box” . Kata “black box” mengingatkan kita pada sebuah kotak hitam yang kita tidak mengetahui apa yang terdapat didalam kotak hitam tersebut. Akan tetapi kita akan sangat penasaran untuk mengetahui apa isi di dalam kotak tersebut, sehingga berbagai cara kita lakukan misalnya kotak tersebut kita “goyang-goyang”, “dipukul-pukul” atau disinari dengan suatu cahaya dengan harapan kita akan mendapatkan informasi atas “efek (sebab)” yang ditimbulkan. Berdasarkan informasi “efek” terhadap aksi tersebut, barulah kita mencoba menerka apa yang terkandung didalamnya. Keakurasian kesimpulannya sangat bergantung dari seberapa “lengkap” data yang anda dapatkan dan tentu saja kemampuan analisa anda.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, jika kita mempunyai system “black box” maka untuk mengetahui persamaan dinamik yang terkandung didalamnya, kita dapat mengetahuinya melalui hubungan antara output dan input yang diberikan. Dengan mempelajari perilaku output (efek) atas input (aksi) yang diberikan maka suatu representasi dinamika system dapat diperkirakan. Parameter persamaan dinamik yang diperoleh tidak mempunyai arti fisis yang signifikan terhadap proses yang dimodelkan, misalnya koefisien perpindahan panas, kinematika reaksi dsb . Inilah kerugian dari model “black box” jika dibandingkan dengan model mekanistik. Akan tetapi, jika tujuannya hanyalah untuk merepresentasikan secara tepat kecenderungan perilaku suatu proses, maka pendekatan model “black box” akan efektif. Bahkan dari sisi biaya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan pengembangan model mekanistik.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, model “black box” dapat dikatagorikan menjadi bentuk linier dan nonlinier. Dalam katagori linier, fungsi transfer dan deret waktu akan dominan. Sebaliknya analisa terhadap pengaruh nonlinieritas akan digolongkan menjadi dua bagian yakni deret waktu dan jaringan syaraf tiruan. Hal ini semakin memungkinkan dengan adanya kecepatan prosesor computer yang semakin tinggi dan kemajuan ilmu pengetahuan sehingga model-model “inteligen” seperti jaringan syaraf tiruan semakin berkembang cepat.
2.3. Model Kualitatif
Ada banyak contoh dimana proses alam tidak menghendaki deskripsi secara matematis, misalnya batasan fisis suatu operasi proses. Akibatnya adalah ketidakkontinyuan yang tidak tepat jika digambarkan oleh persamaan matematik. Pada kasus ini model kualitatif dapat diformulasikan dengan teknik “rule base” atau “berbasis aturan/sintaksis”. Teknik yang dimaksud mengunakan bahasa pemrogramman komputer “IF-THEN-ELSE” untuk mendeskripsikan perilaku dari proses. Aturan-aturan (Rule) ini dibangun berdasarkan pengalaman manusia atau operator jadi bersifat khusus (tertentu) sehingga memiliki kelemahan jika hanya mengandalkan pendekatan murni “rule base” saja. Pendekatan terbaru untuk memperbaiki model kualitatif ini adalah dengan menggabungkan teknik “rule based” dan persamaan matematika aljabar sehingga model kualitatif yang didapat lebih presisi. Salah satu alternatifnya adalah logika fuzzy (samar) yang diajukan oleh Zadeh pada tahun 1965-1971. Contoh sederhana pemodelan berbasis logika fuzzy, adalah sebagai berikut, misalnya pendefinisian ukuran tinggi manusia. Seorang dikatakan “tinggi” jika ukuran tinggi badannya lebih dari atau sama dengan 180 cm. Nah, matematika klasik akan mengkatagorikan bahwa jika seseorang mempunyai tinggi 179,9 cm dikatakan tidak tinggi atau pendek karena batas minimal pendefinisan tinggi adalah bilangan “tegas” 180 cm. Akan tetapi, logika atau cara berpikir manusia tidak demikian. Tetap saja orang yang mempunyai tinggi badan 179,9 cm dikatakan tinggi, walaupun derajat kebenarannya menjadi berkurang atau tidak sempurna lagi. Derajat kebenaran sempurna dihargai dengan nilai 1. Sebaliknya derajat kebenaran terendah adalah “0”. Logika seperti ini disebut dengan logika samar. Logika fuzzy (samar) berisi sekumpulan (set) aturan (rule) dan persamaan aljabar yang mendeskripsikan perilaku system.Aplikasinya dijumpai pada mesin cuci, auto focus kamera, system control dll.
2.4. Model Statistikal
Selain model-model deterministik, dinamika proses dapat direpresentasikan dengan terminologi statistik. Pendekatan statistik perlu dilakukan karena ketidakpastian parameter disekitar sistem. Akar dari teknik statistik ini adalah analisis data statistik, teori informasi, teori permainan dan teori dari sistem keputusan.
Karakteristik dari model probabilistik ditentukan oleh suatu fungsi yang dikenal sebagai variabel fungsi kerapatan kemungkinan (Probability Density Function). Fungsi distribusi yang umum dijumpai adalah distribusi normal yang memberikan informasi tentang nilai kemungkinan suatu variabel secara normal statistik. Sedangkan distribusi kemungkinan untuk sistem multivariabel adalah Multivariate probability Density Function. Fungsi ini akan sulit untuk diinterpretasikan jika sudah melibatkan lebih dari dua variabel. Selain derajat kemungkinan, suatu Model dapat dikembangkan berdasarkan derajat keimiripan antara dua variabel. Model seperti ini dikenal sebagai model korelasi.
Dalam dunia kontrol modern, model statistik mempunyai peranan penting khususnya untuk monitoring proses, analisa data atau analisa pembuat keputusan pada statistical process control.
3. KONTROL OTOMATIK BERBASIS MODEL (MODERN)Model sebagai representasi dari sebuah proses pada mulanya digunakan untuk menjawab kebutuhan operasional terhadap masalah Kemanan (Safety) dan kebutuhan pelatihan bagi operator. Model tersebut digunakan sebagai simulasi bagi proses sehingga isu-isu yang berhubungan dengan masalah kemanan proses dapat diperkirakan dan dicari pemecahannya. Selain itu, simulasi tersebut dijadikan juga sebagai sarana latihan bagi seorang operator untuk mengoperasikan proses pabrik. Tetapi, pendekatan ini tidak lagi sesuai untuk sistem kontrol sesungguhnya (realtime). Dalam konteks kontrol otomatik, posisi model adalah memberikan referensi “perkiraan” keadaan saat ini sehingga dapat diberikan aksi kontrol sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Cara bekerja sistem seperti ini diilustrasikan pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Kontrol Berbasis Model Ideal
Jika diperhatikan gambar blok di atas, dengan mengabaikan persamaan matematik maka dinamika proses dapat diabaikan dengan inverse model dengan catatan tersedianya model proses yang akurat. Hasilnya adalah nilai keluaran dari proses akan sama dengan nilai yang diharapkan. Dengan kata lain, disain sistem kontrol berbasis model memberikan potensi aksi kontrol yang sempurna. Oleh karena itu, hal terpenting dalam perancangan sistem kontrol modern ini adalah bagaimana mendapatkan model dari proses yang ingin dikontrol. Tetapi jangan lupa dalam proses sebenarnya, batasan operasi (Constraint) akan menyebabkan adanya kesalahan pada model proses sehingga model tidak dapat di-inverse dan pada akhirnya aksi kontrol yang sempurna sulit untuk dicapai.
Dalam dunia industri proses, model “black box” sering digunakan untuk sintesa kontrol karena kemudahan dalam teknik pendefinisian modelnya jika dibandingkan dengan pendefinisian mengunakan model mekanistik yang cukup mahal. Untuk tujuan disain, kep-presisian adalah sesuatu yang sangat penting, apalagi untuk spesifikasi strategi kontrol, disain kontrol, dan analisa sistem kontrol, model “black box” dapat mereplikasi dinamika dari proses yang biasanya sesuai. Jadi penggunaan model ini lebih mungkin diterapkan untuk tujuan disain kontrol seperti yang telah disebutkan diatas sehingga tidaklah mengherankan jika teknik pendefinisian model yang digunakan dalam berbagai algoritma advance control adalah teknik model ”black-box”.
Dalam bahasan berikut ini lebih memfokuskan pada aspek teknologi kontrol berbasis Model yang dikenal sebagai Model Predictive Control (MPC)
4. MODEL PREDICTIVE CONTROL
4.1 Pengantar Kontrol Multivariabel
Dinamika proses yang berubah terhadap waktu, nonlinier, dan multi-input multi-output (multivariabel) merupakan karakteristik yang umum dijumpai pada proses-proses kimia di industri. Karakteristik proses yang demikian kemudian menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam merancang suatu pengontrol agar dapat mencapai performansi sistem kontrol yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena pengontrol yang dirancang harus dapat mengatasi pengaruh perubahan parameter/nonlinieritas proses, batasan-batasan daerah kerja aktuator dan proses, dan adanya gangguan yang terjadi pada proses. Selain itu, jika proses yang dikontrol adalah proses multivariabel dan di dalamnya terjadi interaksi dimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya maka pengontrol tersebut harus dapat meminimalkan adanya pengaruh interaksi tersebut. Teknik umum yang dikembangkan untuk mendapatkan optimalisasi sistem kontrol adalah dengan menala (Men-tuning) pengontrol tiap-tiap proses variabel secara terpisah. Artinya struktur kontrol yang digunakan berbasiskan pengontrol multi-lup single input single output (SISO). Kinerja maksimal dari sistem bergantung kompleksitas interaksi variabel proses yang dikontrol atau dengan kata lain tidak dapat memperkirakan hasil akhir dari kestabilan proses. Semakin rumit proses akan semakin sulit mendapatkan respon sistem yang maksimal.Salah teknik yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pengontrolan berbasis PID multi loop SISO adalah dengan menggunakan Model Predictive Control (MPC).
Kontrol prediktif merupakan jenis pengontrol yang didisain berdasarkan model suatu proses. Model tersebut digunakan untuk menghitung suatu set prediksi keluaran proses. Berdasarkan set prediksi tersebut, sinyal kontrol yang akan diberikan ke proses dihitung dengan melakukan minimalisasi suatu fungsi harga sehingga selisih antara set prediksi keluaran proses tersebut dengan set masukan referensi yang bersesuaian minimal [1].
Gambar 3 [1] menunjukkan bahwa model dari proses dihitung berdasarkan prediksi dari kurva lintasan variabel yang dikontrol. Setelah mengkoreksi ketidaksesuaian antara nilai yang diprediksi dan nilai sebenarnya dari variabel yang dikontrol, selanjutnya prediksi variabel yang dikontrol akan dikurangi dengan lintasan prediksi setpoint untuk menghasilkan vektor error yang merupakan input dari algoritma kontrol dalam mengeluarkan sinyal kontrol (manipulated variabel). Selanjutnya, sinyal kontrol inilah yang digunakan untuk mengatur aksi pada aktuator (Control Valve atau motor) agar nilai aktual proses dapat menjejaki setpoint yang diinginkan4.2. Prinsip Kerja Model Predictive Control
Proses identifikasi dan Perbaikan Model Proses
Diagram blok berikut akan menjelaskan secara umum langkah kerja dari proses identifikasi . Dalam beberapa kasus, model proses yang didapat terkadang tidak sesuai dengan kondisi proses sesungguhnya.Akibatnya, optimalisasi dari pengontrol MPC sangat bergantung dari kualitas model proses yang didapat. Sehingga terkadang perlu dilakukan identifikasi proses secara berulang untuk dapat memastikan akurasi model proses yang dihasilkan. Walaupun demikian, akurasi model proses tidak akan pernah mencapai kesempurnaan dikarenakan teknik linierisasi suatu elemen proses yang taklinier. Untuk lebih menyempurnakan model proses yang dihasilkan, diperlukan perbaikan model proses identifikasi dengan pengetahuan tentang proses sebenarnya. Pada banyak aplikasi , model proses identifikasi dilinierisasi dengan model Finite Impulse Response (FIR) dan Auto-Regressive (ARX) untuk respon masukan step. Perbaikan model dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat pada model FIR dan ARX serta menggabungkan data informasi pengetahuan tentang proses.
Bentuk Umum Algoritma Model Predictive Control
Setelah pengidentifikasian proses dilakukan, pengontrol MPC akan bekerja berdasarkan model proses yang dihasilkan. Dari alur diagram blok berikut ini, yang terpenting adalah kemampuan pengontrol MPC dalam mengestimasi adanya gangguan untuk keadaan sekarang dan kedepan, sehingga kualitas (performance) dari sistem kontrol dapat terjaga pada kondisi kestabilan yang maksimal.
Perancangan dan implementasi strategi kontrol MPC
Pada alinea-alinea pendahuluan yang telah dijabarkan di atas, lebih bersifat penjelasan tentang definisi dan prinsip kerja saja. Pada bahasan berikut, akan lebih menekankan bagaimana perancangan dan tahap-tahapan implementasi strategi kontrol MPC secara umum.
Penjelasan detail dapat dilihat pada diagram blok gambar 6 berikut ini:
1. Analisa Proses
Tujuan melakukan kajian ilmiah mengenai objek plant yang akan dikontrol adalah mendapatkan persamaan dinamika dari proses. Analisa proses akan memberikan formulasi yang jelas dari objektif sistem kontrol dan keterbatasan (limitations) yang sesuai dengan pengertian MPC sebenarnya. Atau dengan kata lain, analisa proses akan memberikan konfigurasi kontrol proses dalam terminologi MPC. Input dan Output proses digolongkan dalam 4 katagori yang berbeda. Pengolongan ini berdasarkan penggunaannya dalam pengontrolan proses:
§ (MV) – input proses yang diatur untuk menjaga output proses tetap pada setpoint.
§ Controller (CV) – output proses yang ingin dijaga pada harga setpoint
§ Disturbance (DV) – input proses yang memberi efek terhadap proses dan output variabel tertentu.
§ Constraint (AV) – output proses yang harus dijaga dalam suatu definisi batas jangkauan operasi yang berlawanan dengan setpoint.Proses input dan output dapat juga didefinisikan sebagai teroptimisasi jika pada proses input atau output tersebut terdapat sebuah pertimbangan ekonomis atau kinerja untuk menekan proses variabel dalam arah yang diinginkan hingga beberapa constraint (batasan) proses menjadi aktif. Pada langkah ini juga akan didefinisikan variabel Manipulated (MV) , Disturbance (DV), Controlled (CV) dan Constraint (AV) yang berkaitan dengan proses yang ingin dikontrol.
2. Membuat modul program MPC. Modul dapat berisikan informasi algoritma, kondisi, alarm, display, historical information, dan karakteristik lainnya yang menyatakan perlengkapan proses. Algoritma adalah langkah-langkah logika yang menyatakan bagaimana modul berfungsi.
3. Setelah modul program dirancang dalam suatu AREA project, langkah selanjutnya adalah asignment program ke data historian yang terdapat dalam database program DeltaV.
4. Melakukan tes terhadap proses dan data yang didapat akan disimpan secara otomatis dalam data historian. Berdasarkan data-data yang tersimpan dalam data historian, selanjutnya akan dibangkitkan model dari proses dan sinyal kontrol prediksi.
5. Setelah identifikasi model proses dan membangkitkan sinyal kontrol prediksi, dilakukan perbaikan model sehingga lebih mendekati model proses yang sebenarnya.
6. Melakukan tes simulasi untuk memastikan algoritma program sudah berjalan dengan benar. Jika unjuk kerja respon pengontrolan kurang baik, lakukan tuning parameter pengontrol sehingga didapatkan respon terbaik.
7. Langkah ketujuh ditandai dengan garis terputus-putus, dimaksudkan jika dikehendaki adanya commisioning pada proses sebenarnya (real plant) maka dilakukan proses download dan menjalankan controller. Pada penelitian ini, langkah yang dilakukan hanya sebatas pada point 6 saja (simulasi) dan setelahnya dilakukan evaluasi terhadap perancangan pengontrolan dan simulasi yang dibuat.
Pengetesan Proses (Process Testing)
Pengetesan proses dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan solusi terbaik dari kinerja struktur pengetesan dalam mendapatkan data analisa yang optimal. Ada banyak teknik yang digunakan dalam pengetesan proses. Prosedur pengetesan yang umum dijumpai adalah:
§ Step Test
Pengetesan proses dengan cara memberikan perubahan pada input proses secara step sehingga memberi pengaruh pada output proses. Satu kerugian dari penggunaan metoda ini adalah bahwa pada kondisi awal dan akhir pengetesan, proses harus dalam keadaan tunak (steadystate)[3]. Selain itu untuk mendapatkan hasil yang representatif, perubahan input yang besar sering dibutuhkan untuk mendapatkan hasil jelas yang berada diluar bandwith noise data proses.
§ Pseudo Random Binary Sequence (PRBS)
Prinsip pengetesan proses dengan sinyal PRBS adalah membuat perubahan input kecil secara acak untuk membangkitkan gangguan (perturbation) yang kontinyu pada variabel output. Salah satu keuntungan penggunaan dari pendekatan ini adalah amplituda perubahan input yang dibutuhkan dapat lebih kecil jika dibandingkan dengan perubahan step pada step testing[3]. Selain itu, proses pengetesan dapat dilakukan tanpa harus menunggu proses dalam keadaan tunak (steadystate). Jika pengetesan dengan sinyal PRBS dilakukan, sinyal input secara teoritis disebut white (uncorelated) dan akan menghasilkan parameter model estimasi yang lebih baik. Frekuensi dari PRBS dapat dipilih untuk putaran (flips) cepat (fast) atau lambat (slow).Pemilihan frekuensi ini dapat menentukan jenis informasi terbaik yang akan didapat, misalnya untuk fast akan memberikan informasi yang akurat mengenai deadtime, slow akan memberikan informasi steadystate gain yang tepat sedangkan medium memberikan informasi time constant lebih baik. Dalam disain pengetesan proses dengan metoda PRBS, terdapat beberapa parameter penting yang akan memberikan pengaruh terhadap kualitas data yang didapatkan:
i. Fluktuasi Amplituda (Move Amplitude)
Pilih amplituda yang cukup besar sehingga dapat dilihat efek dari pergerakan data, tetapi jangan terlalu besar sehingga dapat menyebabkan proses upset (di atas setpoint) dan operator harus mengkompensasi variabel yang lain. Jika dibutuhkan amplituda dapat disetel selama proses pengetesan. Jika proses mengalami noise yang tinggi dan pergerakan input terlalu kecil sehingga berada dalam daerah bandwith noise, maka prioda pengetesan harus lebih lama untuk mendapatkan kualitas model yang lebih baik
ii. Frekuensi (Flip Time)
Flip time seharusnya ditentukan sebagai fungsi dari proses, normalnya antara 1/5 hingga 1 kali konstanta waktu proses (time constant) Untuk noise yang besar, frekuensi PRBS yang rendah (flop time lama) akan dapat menetukan nilai gain yang sesuai.
iii. Lama Pengetesan (Tes Length)
Lama pengetesan akan menentukan kualitas data yang didapatkan. Untuk noise yang besar, membutuhkan waktu pengetesan yang lebih lama. Lama pengetesan direduksi oleh peningkatan pergerakan amplituda dan peningkatan signal to noise ratio (SNR)
5. Aplikasi Pengontrol MPC pada industri Proses
Dalam pertengahan 1990-an terdapat lebih dari 2.200 Aplikasi MPC diterapkan pada sebagaian besar industri pengolahan dan petrokimia. Bahkan pada masa kini aplikasinya telah berkembang pada industri kimia,kertas, pemrosesan gas, pengolahan makanan dan pengolahan logam (Metalurgi). Rentang aplikasinya-pun bervariasi dari ukuran sederhana yang terdiri dari beberapa manipulated variabel, controlled variabel dan beberapa constraint hingga aplikasi sistem yang besar yakni 100 manipulated variable dan 200 ouput variabel. Harga komersial dari penerapan teknologi inipun semakin lama semakin turun, demikian juga halnya dengan penggunaan dan pengoperasian semakin mudah sehingga memberikan keyakinan akan manfaat teknologi ini untuk diterapkan pada banyak kasus dimasa mendatang.
- Kontrol desain sistem.
Sistem informasi manajemen berusaha untuk menggabungkan keduanya dengan bertumpu pada norma organisasi dalam mendukung kegiatan organisasi. Dengan demikian diharapkan sistem formal dapat menjadi subsistem terutama keberhasilan organisasi bukan hanya perorangan tetapi hasil kerjasama seluruh organisasi.
1. Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen
Kegiatan perencanaan dan pengendalian manajemen dibagi atas tiga macam yaitu: kontrol operasional, kontrol manajemen, dan perencanaan stategi. Pengendalian operasional adalah proses penempatan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk pengendalian operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan laporan, dan pengolahan pertanyaan. Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai macam pembuatan keputusan yang melaksanakan aturan keputusan yang telah disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang akan diambil (Gordon,1999).
Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba dan sebagainya untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang berkaiatan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan yang direncanakan, alasan adanya perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau arah tindakan yang mungkin.
Perencanaan strategi mengembangkan strategi sebagai sarana suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kegiatan perencanaan strategi tidak mempunyai keteraturan meskipun sebenarnya bisa dijadwalkan dalam periode waktu yang relatif panjang. Informasi yang dibutuhkan haruslah memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh, walaupun tidak mempunyai ketelitian yang tinggi.
2. Struktur sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi
Setiap informasi dapat dianggap sebagai kumpulan subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam organisasi. subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi utama suatu organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan akuntansi. Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan pengendalian strategi.
3. Struktur sistem informasi manajemen secara konseptual dan fisik
Struktur sistem informasi manajemen (SIM) dapat pula dipandang menurut konsep struktural yang memungkinkan pembahasan dan perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara pelaksanaan SIM.
- a. Struktur Konseptual
- b. Struktur Fisik
* KOntrol pengoperasian sistem.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel bertopik teknologi informasi ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Ubuntu
Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi.
[sunting] Pendahuluan
Biasanya, istilah Sistem Operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software terinstall. Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi
Kalau sistem komputer terbagi dalam lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah penghubung antara lapisan hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Dalam banyak kasus, Sistem Operasi menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat memanggil fungsi-fungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru, tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal.
Sistem Operasi secara umum terdiri dari beberapa bagian:
- Mekanisme Boot, yaitu meletakkan kernel ke dalam memory
- Kernel, yaitu inti dari sebuah Sistem Operasi
- Command Interpreter atau shell, yang bertugas membaca input dari pengguna
- Pustaka-pustaka, yaitu yang menyediakan kumpulan fungsi dasar dan standar yang dapat dipanggil oleh aplikasi lain
- Driver untuk berinteraksi dengan hardware eksternal, sekaligus untuk mengontrol mereka.
Sebagai contoh, yang dimaksud sistem operasi itu antara lain adalah Windows, Linux, Free BSD, Solaris, palm, symbian, dan sebagainya.
[sunting] Layanan inti umum
Seiring dengan berkembangnya Sistem Operasi, semakin banyak lagi layanan yang menjadi layanan inti umum. Kini, sebuah OS mungkin perlu menyediakan layanan network dan koneksitas internet, yang dulunya tidak menjadi layanan inti umum. Sistem Operasi juga perlu untuk menjaga kerusakan sistem komputer dari gangguan program perusak yang berasal dari komputer lainnya, seperti virus. Daftar layanan inti umum akan terus bertambah.Program saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi, Application Programming Interface atau disingkat dengan API. Dengan API inilah program aplikasi dapat berkomunikasi dengan Sistem Operasi. Sebagaimana manusia berkomunikasi dengan komputer melalui Antarmuka User, program juga berkomunikasi dengan program lainnya melalui API.
Walaupun demikian API sebuah komputer tidaklah berpengaruh sepenuhnya pada program-program yang dijalankan diatas platform operasi tersebut. Contohnya bila program yang dibuat untuk windows 3.1 bila dijalankan pada windows 95 dan generasi setelahnya akan terlihat perbedaan yang mencolok antara window program tersebut dengan program yang lain.
[sunting] Sistem Operasi saat ini
Sistem operasi-sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC, komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar:- Keluarga Microsoft Windows – yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment (versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang akan dirilis pada tahun 2009, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)).
- Keluarga Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX, keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
- Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger). Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).
[sunting] Proses
Prosesor mengeksekusi program-program komputer. Prosesor adalah sebuah chip dalam sistem komputer yang menjalankan instruksi-instruksi program komputer. Dalam setiap detiknya prosesor dapat menjalankan jutaan instruksi.Program adalah sederetan instruksi yang diberikan kepada suatu komputer. Sedangkan proses adalah suatu bagian dari program yang berada pada status tertentu dalam rangkaian eksekusinya. Di dalam bahasan Sistem Operasi, kita lebih sering membahas proses dibandingkan dengan program. Pada Sistem Operasi modern, pada satu saat tidak seluruh program dimuat dalam memori, tetapi hanya satu bagian saja dari program tersebut. Sedangkan bagian lain dari program tersebut tetap beristirahat di media penyimpan disk. Hanya pada saat dibutuhkan saja, bagian dari program tersebut dimuat di memory dan dieksekusi oleh prosesor. Hal ini sangat menghemat pemakaian memori.
Beberapa sistem hanya menjalankan satu proses tunggal dalam satu waktu, sedangkan yang lainnya menjalankan multi-proses dalam satu waktu. Padahal sebagian besar sistem komputer hanya memiliki satu prosesor, dan sebuah prosesor hanya dapat menjalankan satu instruksi dalam satu waktu. Maka bagaimana sebuah sistem prosesor tunggal dapat menjalankan multi-proses? Sesungguhnya pada granularity yang sangat kecil, prosesor hanya menjalankan satu proses dalam satu waktu, kemudian secara cepat ia berpindah menjalankan proses lainnya, dan seterusnya. Sehingga bagi penglihatan dan perasaan pengguna manusia, seakan-akan prosesor menjalankan beberapa proses secara bersamaan.
Setiap proses dalam sebuah sistem operasi mendapatkan sebuah PCB (Process Control Block) yang memuat informasi tentang proses tersebut, yaitu: sebuah tanda pengenal proses (Process ID) yang unik dan menjadi nomor identitas, status proses, prioritas eksekusi proses dan informasi lokasi proses dalam memori. Prioritas proses merupakan suatu nilai atau besaran yang menunjukkan seberapa sering proses harus dijalankan oleh prosesor. Proses yang memiliki prioritas lebih tinggi, akan dijalankan lebih sering atau dieksekusi lebih dulu dibandingkan dengan proses yang berprioritas lebih rendah. Suatu sistem operasi dapat saja menentukan semua proses dengan prioritas yang sama, sehingga setiap proses memiliki kesempatan yang sama. Suatu sistem operasi dapat juga merubah nilai prioritas proses tertentu, agar proses tersebut akan dapat memiliki kesempatan lebih besar pada eksekusi berikutnya (misalnya: pada proses yang sudah sangat terlalu lama menunggu eksekusi, sistem operasi menaikkan nilai prioritasnya).
Pustaka Utama (disarikan dari berbagai sumber):
[1]. ADVANCED PROCESS CONTRO,LMark J. Willis & Ming T. Th
[2]. E.F.Camacho and Bordons,”Model Predictive Control”, Springer- Verlag London Limited 1999,2nd printing 2000.
[3]. Terrence L.Blevins,Gregory K.McMillan, Willy K.Wojsznis and Michael W.Brown,”Advance Control Unleashed:Plant Performance for Optimum Benefit”, ISA-The Instrumentation,Systems and Automation Society,USA 2003
[4]. Dr. M.J. Willis,” Continuous stirred tank reactor models”, Dept. of Chemical and Process Engineering, University of Newcastle Written : November, 1998,Updated: April, 1999; March, 2000.
[5]. “DeltaV Book Online”. Fisher-Rosemount,Inc,2000.
Sumber:
Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
* Pentingnya pengendalian Sistem Informasi.Dengan pemahaman bahwa manajemen TIK di lembaga pemerintahan merupakan suatu hal rumit dan kompleks serta penting bagi layanan publik, maka sudah pasti semua pimpinan lembaga pemerintahan ingin mengetahui kondisi ketatakelolaan TIK yang selama ini telah dilaksanakan di lembaganya. Berikut jurusnya.
Pendahuluan
Kita seringkali sulit untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan ini :
1. Apakah aset Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang kita miliki sudah dilindungi dengan layak dari risiko kerusakan, kehilangan, kesalahan atau penyalahgunaan ?
2. Apakah informasi yang diolah melalui TIK tersebut sudah dapat kita yakini integritasnya (kelengkapan dan akurasi) ?
3. Apakah solusi TIK yang kita kembangkan sudah dapat mencapai tujuannya dan membantu pencapaian tujuan lembaga kita dengan efektif ?
4. Apakah sumber daya TIK yang kita miliki sudah dimanfaatkan dengan efisien dan bertanggung jawab ?
Definisi Sistem Informasi
Salah satu cara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah dengan melakukan audit atas solusi TIK yang kita miliki, atau yang lazim disebut dengan Audit Sistem Informasi.
Definisi Audit Sistem Informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevalusian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya terkait, secara memadai telah dapat :
ü melindungi aset,
ü menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data,
ü menyediakan informasi yang relevan dan handal,
ü mencapai tujuan organisasi dengan efektif,
ü menggunakan sumber daya dengan efisien,
Proses Sistem Informasi
Proses audit sistem informasi yang berbasis risiko serta sesuai dengan standar audit dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut :
Pada tahap survei pendahuluan, auditor akan berusaha untuk memperoleh gambaran umum dari lingkungan TIK yang akan diaudit. Kemudian dilanjutkan dengan pemahaman yang lebih mendalam dari seluruh sumber daya TIK – infrastruktur, aplikasi, informasi, personil – yang termasuk ke dalam lingkup audit, serta pemahaman atas sistem pengendalian intern TIK yang ada seperti struktur organisasi, kebijakan, prosedur, standar, parameter, dan alat bantu kendali lainnya.
Selanjutnya auditor akan melakukan analisis risiko pendahuluan untuk mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin timbul di lingkungan TIK yang diaudit serta kelayakan rancangan pengendalian intern TIK yang telah ada. Jika rancangan pengendalian intern TIK dipandang memadai maka auditor selanjutnya akan melakukan pengujian dari pelaksanaan kendali-kendali tersebut, namun jika dipandang tidak layak maka auditor akan langsung melakukan pengujian terinci terhadap risiko TIK secara mendalam (dengan jumlah sampel yang cukup besar).
Setelah melakukan pengujian pengendalian intern TIK dan auditor telah memperoleh bukti yang memadai bahwa pengendalian intern TIK telah dilaksanakan sesuai rancangannya maka selanjutnya auditor akan melakukan pengujian terinci atas risiko TIK secara terbatas (dengan jumlah sampel yang terbatas). Namun jika hasil pengujian pengendalian intern TIK menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern TIK tidak sesuai dengan rancangannya maka auditor akan melakukan pengujian terinci risiko TIK secara mendalam.
Bukti-bukti yang diperoleh auditor dari hasil analisis risiko dan rancangan kendali serta pengujian pengendalian intern TIK dan pengujian terinci risiko TIK selanjutnya akan digunakan oleh auditor untuk menyusun laporan audit sistem informasi yang memuat kesimpulan audit beserta tanggapan dari pihak yang diaudit atas rekomendasi yang disampaikan oleh auditor dalam rangka peningkatan pengendalian intern TIK.
Tujuan dan Lingkup Sistem Informasi
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan TIK, yaitu :
nConformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu : Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan Compliance (Kepatuhan).
nPerformance (Kinerja) - Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu : Effectiveness (Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).
Lingkup Audit Sistem Informasi pada umumnya difokuskan kepada seluruh sumber daya TIK yang ada, yaitu Aplikasi, Informasi, Infrastruktur dan Personil.
Untuk lebih praktisnya, berikut ini adalah beberapa tujuan audit sistem informasi yang pernah dilakukan, antara lain :
üEvaluasi atas kesesuaian (strategic alignment) antara rencana strategis dan rencana tahunan organisasi dengan rencana strategis TIK, rencana tahunan TIK dan rencana proyek/program TIK.
üEvaluasi atas kelayakan struktur organisasi TIK, termasuk pemisahan fungsi (segregation of duties) dan kelayakan pelimpahan wewenang dan otoritas (delegation of authority).
üEvaluasi atas pengelolaan personil TIK, termasuk perencanaan kebutuhan, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pendidikan, promosi/demosi/mutasi, serta terminasi personil TIK.
üEvaluasi atas pengembangan TIK, termasuk analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, implementasi dan migrasi, pelatihan dan dokumentasi TIK, serta manajemen perubahaan.
üEvaluasi atas kegiatan operasional TIK, termasuk pengelolaan keamanan dan kinerja pengelolaan pusat data (data center), pengelolaan keamanan dan kinerja jaringan data, dan pengelolaan masalah dan insiden TIK serta dukungan pengguna (helpdesk).
üEvaluasi atas kontinuitas layanan TIK, termasuk pengelolaan backup & recovery, pengelolaan prosedur darurat TIK (IT emergency plan), pengelolaan rencana pemulihan layanan TIK (IT recovery plan), serta pengujian rencana kontijensi operasional (business contigency/continuity plan).
üEvaluasi atas kualitas pengendalian aplikasi, termasuk pengendalian input, pengendalian proses dan pengendalian output.
üEvaluasi atas kualitas data/informasi, termasuk pengujian atas kelengkapan dan akurasi data yang dimasukkan, diproses, dan dihasilkan oleh sistem informasi.
Peranan Sistem Informasi di Lembaga Pemerintahan
Dengan pemahaman bahwa manajemen TIK di lembaga pemerintahan merupakan suatu hal rumit dan kompleks serta penting bagi layanan publik, maka sudah pasti semua pimpinan lembaga pemerintahan ingin mengetahui kondisi ketatakelolaan TIK yang selama ini telah dilaksanakan di lembaganya.
Disinilah peranan Audit Sistem Informasi di dalam suatu lembaga pemerintahan, yaitu untuk memberikan suatu hasil evaluasi yang independen mengenai kesesuaian dan kinerja dari TIK yang ada, apakah sudah dapat melindungi aset TIK, menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data, menyediakan informasi yang relevan dan handal, dan mencapai tujuan organisasi dengan efektif, serta menggunakan sumber daya TIK dengan efisien.
Para pemeriksa dari BPK, BPKP dan Bawasda serta kantor akuntan publik atau konsultan audit yang melakukan audit atas lembaga pemerintahan, diharapkan dapat memberikan suatu hasil evaluasi yang independen atas kesesuaian dan kinerja pengelolaan TIK di lembaga pemerintahan, serta memberikan berbagai rekomendasi yang dapat dengan signifikan meningkatkan ketatakelolaan TIK di lembaga tersebut.
Keterpurukan ketatakelolaan TIK di lembaga pemerintahan saat ini, yang seringkali hanyalah berupa belanja-belanja proyek TIK tanpa kejelasan kesesuaian dan kinerja yang diharapkan, tentunya tidak lepas dari kemampuan para pemeriksa dalam melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi terkait ketatakelolaan TIK serta komitmen dari para pimpinan lembaga dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Audit Sistem Informasi tidak dilaksanakan untuk mencari temuan atau kesalahan, namun untuk memberikan kesimpulan serta merekomendasikan perbaikan yang dapat dilakukan atas pengelolaan TIK.
Manfaat Sistem Informasi di Lembaga Pemerintahan
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa Audit Sistem Informasi di lembaga pemerintahaan akan dapat memberikan banyak manfaat, antara lain :
üMeningkatkan perlindungan atas aset TIK lembaga pemerintahan yang merupakan kekayaan negara, atau dengan kata lain aset milik publik,
üMeningkatkan integritas dan ketersediaan sistem dan data yang digunakan oleh lembaga pemerintahan baik dalam kegiatan internal lembaga maupun dalam memberikan layanan publik,
üMeningkatkan penyediaan informasi yang relevan dan handal bagi para pemimpin lembaga pemerintahan dalam mengambil keputusan dalam menjalankan layanan publik,
üMeningkatkan peranan TIK dalam pencapaian tujuan lembaga pemerintaha dengan efektif, baik itu untuk terkait dengan kebutuhan internal lembaga tersebut, maupun dengan layanan publik yang diberikan oleh lembaga tersebut,
üMeningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya TIK serta efisiensi secara organisasional dan prosedural di lembaga pemerintahan.
Dengan kata lain, Audit Sistem Informasi merupakan suatu komponen dan proses yang penting bagi lembaga pemerintahan dalam upayanya untuk memberikan jaminan yang memadai kepada publik atas pemanfaatan TIK yang telah dilaksanakan oleh lembaga pemerintahan.
- TUGAS PENGENDALIAN DALAM SISTEM INFORMASI
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen dan fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut menggunakan perangkat keras dan lunak (software dan hardware), prosedur manual, model-model untuk analisa, perencanaan dan pengambilan keputusan juga database.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Logistik adalah sistem informasi yang terpadu antara manusia dan komputer dan berfungsi dalam pengelolaan persediaan dalam tujuan menyediakan informasi untuk analisa, perencanaan, operasional, dan pengendalian, dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen dalam sebuah organisasi.
1.Sistem Informasi
Data adalah fakta-fakta yang terkumpul dari suatu pengamatan atau pengukuran, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang penuh arti bagi pemakai dan memiliki arti riil dalam tindakan-tindakan saat ini dan yang akan datang dalam pengambilan keputusan. Hubungan antara data dan informasi adalah seperti bahan mentah dan barang jadi.
Selanjutnya, informasi hanya akan memiliki nilai sepanjang dia mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa informasi tersebut. Agar dapat berguna bagi proses pengambilan keputusan, maka informasi tersebut harus aktual, tersedia tepat waktu dan tepat guna.
Jadi sistem informasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memproses data menajdi informasi. Lebih tepatnya adalah bahwa sistem informasi memproses data yang belum siap dugunakan menjadi bentuk yang siap digunakan berupa informasi untuk pemakai yang bersangkutan.
Semua sistem informasi memiliki 3 kegunaan utama yaitu: menghimpun data sebagai masukan, kemudian memproses dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, up-dating dan lain-lain, serta memperoleh informasi sebagai outputnya.
2.Unsur-unsur sistem informasi, antara lain meliputi:
A.Sistem informasi pemroses transaksi
Merupakan sistem pengolah data yang tugas utamanya adalah sistem pemroses transaksi pada tingkat operasional, dapat mempunyai input yang berasal dari luar (eksternal) maupun dari dalam.
B.Sistem informasi untuk manajer
Sistem ini diciptakan untuk membangkitkan informasi yang dapat digunakan bagi manajer untuk mengendalikan operasi, startegi, perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek, pengendalian manajemen dan pemecahan masalah khusus. Dalam sistemyang komputeris, program secara terus-menerus memantau transaksi yang diproses atau yang baru digunakan untuk pengidentifikasian dan secara otomatis melaporkan lingkungan manajemen yang perlu mendapat perhatian manajer. Dengan bantuan sistem ini, manajer dapat dengan mudah mengendalikan operasional perusahaan/organisasi dan manajer dapat mengambil keputusan bisnis dengan cepat dan tepat karena manajer tersebut memperoleh informasiyang aktual.
C.Sistem informasi intelijen
Merupakan sistem pendukung manajerial untuk penyusunan perencanaan jangka panjang dan penganggaran operasi. Sistem ini bertugas mencari dan menganalisa informasi tentang lingkungan sosial, politik, hukum, peraturan perundang-undangan dan ekonomi.Dari suatu negara/lebih, di samping juga untuk mengetahui tentang kesehatan dan prospek industri dari perusahaan dimana perusahaan yang bersangkutan berada. Di dalamnya juga berisi informasi tentang para pesaingnya. Sistem ini akan memberikan informasi perencanaan dan akan mengurangi jumlah waktu yang harus dihabiskan manajer untuk mengumpulkan informasi perencanaan sehingga manajer akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk melakukan tugas-tugas lainnya.
D.Sistem pendukung keputusan
Suatu sistem informasi yang dirancang untuk mendukung manajer dalam mengambil keputusan manajemen/organisasi. Oleh sebab itu sistem ini cenderung dirancang untuk melayani manajer dalam tingkat menengah (madya) maupunyang senior. Secar a khusus, sistem ini menggunakan model. Model adalah serangkaian program, biasanya berisi persamaan matematik, yang menggambarkan masalah.tugas manajemen khusus. Dengan sedikit mengubah model atau data yang dimasukkan, maka manajer akan dapat menyelesaikan masalahnya.
MANAJEMEN LOGISTIK TERPADU
Manajemen Logistik Terpadu merupakan suatu kegiatan manajemen logistik yang meliputi 2 bidang yang berkaitan, yaitu: bidang organisasi logistik dan bidang koordinasi logistik.
1.Bidang Operasi Logistik, merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik.
Manajemen distribusi fisik menyangkut masalah pengangkutan produk kepada langganan. Dalam distribusi fisik, langganan dipandang sebagai pemberhentian terakhir dalam saluran pemasaran.
Manajemen material adalah menyangkut perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang dan atau persediaan barang jadidari tempat pembelian ke tempat pembuatan/perakitan gudang atau toko pengecer.
Proses transfer internal adalah mengenai pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia mengalir diantara tahap-tahap manufacturing dan pengangkutan awaldari produk jadi ke gudang atau ke saluran pengecer.
2.Bidang Koordinasi Logistik, yang menyangkut pada kegiatan-kegiatan komunikasi dan perencanaan.
Bidang ini meliputi identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik, antara lain:
Peramalan (forecasting)
Pengolahan pesanan (order processing)
Perencanaan operasi
Perencanaan kebutuhan material (procurement)
HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI SISTEM INFORMASI DALAM LOGISTIK
Sistem informasi manajemen merupakan sistem operasional yang melaksanakan berbagai ragam fungsi untuk menghasilkan output yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.
Output dari sistem informasi adalah:
1.Dokumen transaksi, seperti faktur penjualan, bukti pembayaran gaji, rekening langganan dan pesanan pembelian.
2.Laporan yang direncanakan sebelumnya, isi dan bentuknya telah direncanakan terlebih dahulu, seeperti laporan penjualan, persediaan, dan arus dana.
3.Laporan dan jawaban atas pertanyaan yang sifatnya sementara, terjadi pada waktu yang tidak teratur dan memerlukan data atau analisis yang tidak direncanakan lebih dahulu.
4.Dialog manusia/mesin, merupakan suatu cara dimana seorang pemakai dapat berinteraksi dengan suatu model untuk memperoleh suatu pemecahanyang memuaskan. Model yang dimaksud seperti model perencanaan pabrik, model analisis penanaman modal, dsb.
Tujuan daripada sistem informasi adalah di desain untuk menyediakan informasi bagi tiap unit fungsional.
Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen adalah:
1.Pengendalian operasional, suatu proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2.Pengendalian manajemen, diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba, dan untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional dan mengalokasikan sumber daya.
3.Perencanaan strategik, mengembangkan strategi sebagai sarana organisasi untuk mencapai tujuan.
Fungsi Logistik meliputi kegiatan seperti pembelian, penerimaan, persediaan, dan distribusi. Maka struktur informasinya meliputi:
1.Transaksi yang harus diolah mencakup permintaan pembelian, pesanan pembelian, pesanan produksi, laporan penerimaan, tanda sediaan, permintaan pengangkutan, dan dokumen pengangkutan.
2.Pengendalian operasional, menggunakan informasi yang ada dalam daftar dan laporan seperti pembelian yang terdahulu, delivery terdahulu, barang tidak ada dalam persediaan, barang yang berlebihan, laporan perputaran persediaan, ikhtisar prestasi penjualan, dan analisa prestasi pengangkutan.
3.Informasi Pengandalian Informasi untuk logistik terdiri dari perbandingan antara tingkatan persediaan yang direncanakan dengan aktual, harga pembelian barang, perputaran dan sebagainya.
4.Perencanaan strategik melibatkan analisis distribusi baru, kebijaksanaan baru berkaitan dengan penjualan, dan strategi make or buy. Informasi mengenai teknologi baru, alternatif distribusi, dan sebagainya, menjadi diperlukan.
Teknologi komputer yang merupakan pendukung daripada sistem informasi sangatlah cepat mengalami perubahan dan sebaliknya tidak didukung oleh perkembangan dari konsep sistem informasi itu sendiri yang cenderung berkembang lamban. Hal ini disebabkan perubahan kapasitas dan biaya perangkat keras dan lunak yang dipakai oleh sistem.
Ditekankan bahwa identifikasi kebutuhan informasi barulah kemudian menetapkan sistem yang memenuhi kebutuhan itu. Hal ini disebabkan olah masing-masing fungsi organisasi dan individu pengambil keputusan didalamnya berbeda dalam kebutuhan dan pemanfaatan informasi. Dengan teknologi yang ada dahulu, menyebabkan mahalnya sistem yang disesuaikan untuk tiap individu, namun dengan adanya perkembangan perengkat keras, perangkat lunak, dan tentunya metode sistem informasi membuka peluang bagi manajer untuk memiliki sistem yang sesuai dengan keputusan kritis yang harus diambil. Hal ini sangat penting terutama bagi manajer di bagian logistik yang secara langsung berhadapan dengan pasar yang selalu rentan terhadap perubahan.
- Kontrol proses pengembangan.
Apakah Kontrol Tingkat Lanjut itu?
Lebih dari tiga dasawarsa berbagai studi tentang Kontrol Proses tingkat lanjut atau lebih dikenal sebagai Advance Process Control (APC) terus dilakukan. Tinjauan dari sudut pandang teoritis ,studi-studi tentang implementasi dan berbagai pernyataan tentang keuntungan (benefit) dari aplikasi APC ikut menentukan arah perkembangan teknologi ini. Selama tahun 1960-an strategi kontrol lanjut diturunkan dengan pendekatan klasik three-term, Pengontrol Proportional-Integral-Derivative (PID). Dengan datangnya teknologi komputer, ini berarti penerapan teknologi klasik analog menjadi usang berganti menjadi teknologi digital. Kontrol Umpan Maju (Feed forward), Kontrol Multivariabel dan filosofis kontrol optimal menjadi sesuatu yang sangat mungkin untuk diimplementasikan. Pada masa kini, kontrol proses tingkat lanjut (Advance Process Control) selalu disinonimkan dengan implementasi teknologi kontrol yang berbasis komputer.Laporan penelitian terbaru menunjukkan bahwa APC dapat meningkatkan hasil produksi, mereduksi konsumsi energi, meningkatkan kapasitas, meningkatkan kualitas dan konsistensi produk,meningkatkan keamamanan proses dan mengurangi emisi lingkungan. Keuntungan-keuntungan ini memberikan manfaat yang sangat besar terhadap dunia industri dan dapat dicapai hanya dengan mengurangi tingkat variabilitas dari proses, karena itu plant harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas disainnya.
Jadi, apa definisi yang tepat tentang kontrol tingkat lanjut? Definisi ini dapat berbeda bergantung pada latarbelakang individu-individu yang mendefinisikannya. Boleh jadi definisi ini dapat beraneka ragam, misalnya implementasi umpan maju (feedforward), skema kontrol kaskade (Cascade Control), implementasi time delay compensator, self tuning atau algoritma adaptif atau bisa juga aplikasi strategi optimisasi pada suatu sistem. Disini, sudut pandang seorang akademisi akan berbeda secara signifikan dengan seorang praktisi enjiner. Definisi yang lebih komprehensif adalah jika ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yakni kontrol enjinering, pengolahan sinyal, statistik, teori keputusan, Artifisial intelijen, hardware dan software enjinering. Titik berat filosofinya adalah kebutuhan akan pengetahuan tentang permasalahan enjinering dan pengertian tentang perilaku dari proses plant secara terintegrasi.
Tulisan berikut ini akan membatasi dan menitikberatkan pada algoritma kontrol berbasis model proses. Karenanya tulisan ini akan memfokuskan tentang teknik berbasis model. Meskipun metode ini diaplikasikan secara luas seperti pada bidang aeronatika, robotik, penjejak radar dan sistem kendali misil, hanya aplikasi pada industri proses yang akan dibahas.
2. Model Proses
Model suatu sistem dapat direpresentasikan dalam suatu bentuk ekspresi matematik. Ekspresi matematik tersebut dapat diturunkan dari hukum-hukum fisika maupun dari hubungan output terhadap input yang diberikan.Berdasarkan ekspresi matematik tersebut, maka informasi dinamik serta kondisi steadystate (ajeg/mantap) dari suatu sistem dapat diperkirakan. Informasi-informasi ini berguna bagi seorang sistem enjiner dalam melakukan analisis dan teknik disain suatu sistem.
Dalam hubungannya dengan sistem kontrol, sebuah model harus berisi informasi prediksi perilaku suatu sistem sebagai konsekuensi dari perubahan kondisi operasi suatu proses. Keterkaitannya dengan konteks ini,berarti sebuah model dapat berupa fungsi matematika maupun informasi statistik yang dapat menjelaskan aspek khusus suatu proses tertentu. Selain tinjauan matematika dan statistik, sebuah model dapat juga dipandang sebagai deskripsi kualitatif dari perilaku suatu proses. Pengklasifikasian ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Klasifikasi tipe model pada proses monitoring dan kontrol
2.1. Model Mekanistik
Melihat asal katanya “mekanistik”, sebagian orang akan mengira bahwa model yang dimaksud adalah model mekanik yang diturunkan berdasarkan hukum-hukum mekanika klasik. Akan tetapi pengertian yang dimaksud tidak sesempit itu, melainkan lebih bersifat umum. Model mekanistik biasanya diturunkan dari hukum-hukum fisika atau kimia, jadi pengertiannya tidak hanya sekedar model mekanika saja. Teknik analisa pernurunan dapat didekati dengan konsep parameter tergumpal(lumped) atau bisa juga dengan representasi parameter terdistribusi. Analisa parameter tergumpal digambarkan dengan persamaan diferensial biasa atau Ordinary Differential Equation (ODE).Sedangkan perangkat matematik yang digunakan untuk analisa parameter terdistribusi adalah dengan menggunakan persamaan diferensial parsial atau partial differential equations (PDEs. Contoh sederhana yang dapat diilustrasikan untuk menggambarkan kedua metoda ini adalah : ODE digunakan untuk menggambarkan perilaku dari system ditinjau dari satu dimensi saja misalnya ketinggian fluida sebagai fungsi dari waktu. Sedangkan penggunaan PDE misalnya pada analisa profil temperature dalam sebuah tangki. Salah satu alasan yang mendasari pengunaan PDE untuk analisa ini adalah dikarenakan profil temperature yang tidak sama antara beberapa titik pengukuran. Sehingga analisa yang dilakukan harus terdistribusi pada beberapa titik pengukuran supaya mendapatkan model yang benar-benar valid.
Model yang dikembangkan dengan mengunakan parameter terdistribusi dengan menggunakan PDE jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan model parameter tergumpal (Lumped) atau model satu dimensi dengan ODE. Sehingga untuk mendapatkan solusi analisa PDE akan jauh lebih sulit dibandingkan solusi ODE. Meskipun demikian, untuk Model parameter terdistribusi tersebut sering didekati dengan deret satu dimensi (ODE) saja. Alasannya adalah untuk penyederhanaan saja dengan catatan asumsi tertentu harus dipenuhi supaya penyederhanaan tersebut cukup valid. Mengacu kembali ke diagram klasifikasi model pada gambar 1 diatas, lebih jauh lagi pengklasifikasian kedua model tergumpal (lumped) dan teristribusi dapat digolongkan lagi menjadi linier dan tidak linier. Biasanya nonlinieritas akan dilinerisasi untuk memudahkan suatu analisa.
Terkadang dalam banyak kasus, karena terbatasnya waktu dan financial mungkin saja sebuah model mekanik menjadi tidak praktis untuk dikembangkan. Apalagi jika pengetahuan kita tentang objek tersebut terbatas atau model tersebut terlalu kompleks sehingga sangat sulit untuk dipecahkan. Dalam kondisi ini model empiris atau model “black box” yang dibangun berdasarkan data dari plant boleh jadi diajukan sebagai alternatif pemecahan kebuntuan jawaban.
2.2. Model “Black Box”
Keterbatasan teknik pemecahan masalah terhadap persamaan diferensial kompleks yang sering dijumpai ketika melakukan analisa matematik terhadap model mekanistik, memaksa kita untuk mengunakan pendekatan baru yang dikenal sebagai Model “black box” . Kata “black box” mengingatkan kita pada sebuah kotak hitam yang kita tidak mengetahui apa yang terdapat didalam kotak hitam tersebut. Akan tetapi kita akan sangat penasaran untuk mengetahui apa isi di dalam kotak tersebut, sehingga berbagai cara kita lakukan misalnya kotak tersebut kita “goyang-goyang”, “dipukul-pukul” atau disinari dengan suatu cahaya dengan harapan kita akan mendapatkan informasi atas “efek (sebab)” yang ditimbulkan. Berdasarkan informasi “efek” terhadap aksi tersebut, barulah kita mencoba menerka apa yang terkandung didalamnya. Keakurasian kesimpulannya sangat bergantung dari seberapa “lengkap” data yang anda dapatkan dan tentu saja kemampuan analisa anda.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, jika kita mempunyai system “black box” maka untuk mengetahui persamaan dinamik yang terkandung didalamnya, kita dapat mengetahuinya melalui hubungan antara output dan input yang diberikan. Dengan mempelajari perilaku output (efek) atas input (aksi) yang diberikan maka suatu representasi dinamika system dapat diperkirakan. Parameter persamaan dinamik yang diperoleh tidak mempunyai arti fisis yang signifikan terhadap proses yang dimodelkan, misalnya koefisien perpindahan panas, kinematika reaksi dsb . Inilah kerugian dari model “black box” jika dibandingkan dengan model mekanistik. Akan tetapi, jika tujuannya hanyalah untuk merepresentasikan secara tepat kecenderungan perilaku suatu proses, maka pendekatan model “black box” akan efektif. Bahkan dari sisi biaya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan pengembangan model mekanistik.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, model “black box” dapat dikatagorikan menjadi bentuk linier dan nonlinier. Dalam katagori linier, fungsi transfer dan deret waktu akan dominan. Sebaliknya analisa terhadap pengaruh nonlinieritas akan digolongkan menjadi dua bagian yakni deret waktu dan jaringan syaraf tiruan. Hal ini semakin memungkinkan dengan adanya kecepatan prosesor computer yang semakin tinggi dan kemajuan ilmu pengetahuan sehingga model-model “inteligen” seperti jaringan syaraf tiruan semakin berkembang cepat.
2.3. Model Kualitatif
Ada banyak contoh dimana proses alam tidak menghendaki deskripsi secara matematis, misalnya batasan fisis suatu operasi proses. Akibatnya adalah ketidakkontinyuan yang tidak tepat jika digambarkan oleh persamaan matematik. Pada kasus ini model kualitatif dapat diformulasikan dengan teknik “rule base” atau “berbasis aturan/sintaksis”. Teknik yang dimaksud mengunakan bahasa pemrogramman komputer “IF-THEN-ELSE” untuk mendeskripsikan perilaku dari proses. Aturan-aturan (Rule) ini dibangun berdasarkan pengalaman manusia atau operator jadi bersifat khusus (tertentu) sehingga memiliki kelemahan jika hanya mengandalkan pendekatan murni “rule base” saja. Pendekatan terbaru untuk memperbaiki model kualitatif ini adalah dengan menggabungkan teknik “rule based” dan persamaan matematika aljabar sehingga model kualitatif yang didapat lebih presisi. Salah satu alternatifnya adalah logika fuzzy (samar) yang diajukan oleh Zadeh pada tahun 1965-1971. Contoh sederhana pemodelan berbasis logika fuzzy, adalah sebagai berikut, misalnya pendefinisian ukuran tinggi manusia. Seorang dikatakan “tinggi” jika ukuran tinggi badannya lebih dari atau sama dengan 180 cm. Nah, matematika klasik akan mengkatagorikan bahwa jika seseorang mempunyai tinggi 179,9 cm dikatakan tidak tinggi atau pendek karena batas minimal pendefinisan tinggi adalah bilangan “tegas” 180 cm. Akan tetapi, logika atau cara berpikir manusia tidak demikian. Tetap saja orang yang mempunyai tinggi badan 179,9 cm dikatakan tinggi, walaupun derajat kebenarannya menjadi berkurang atau tidak sempurna lagi. Derajat kebenaran sempurna dihargai dengan nilai 1. Sebaliknya derajat kebenaran terendah adalah “0”. Logika seperti ini disebut dengan logika samar. Logika fuzzy (samar) berisi sekumpulan (set) aturan (rule) dan persamaan aljabar yang mendeskripsikan perilaku system.Aplikasinya dijumpai pada mesin cuci, auto focus kamera, system control dll.
2.4. Model Statistikal
Selain model-model deterministik, dinamika proses dapat direpresentasikan dengan terminologi statistik. Pendekatan statistik perlu dilakukan karena ketidakpastian parameter disekitar sistem. Akar dari teknik statistik ini adalah analisis data statistik, teori informasi, teori permainan dan teori dari sistem keputusan.
Karakteristik dari model probabilistik ditentukan oleh suatu fungsi yang dikenal sebagai variabel fungsi kerapatan kemungkinan (Probability Density Function). Fungsi distribusi yang umum dijumpai adalah distribusi normal yang memberikan informasi tentang nilai kemungkinan suatu variabel secara normal statistik. Sedangkan distribusi kemungkinan untuk sistem multivariabel adalah Multivariate probability Density Function. Fungsi ini akan sulit untuk diinterpretasikan jika sudah melibatkan lebih dari dua variabel. Selain derajat kemungkinan, suatu Model dapat dikembangkan berdasarkan derajat keimiripan antara dua variabel. Model seperti ini dikenal sebagai model korelasi.
Dalam dunia kontrol modern, model statistik mempunyai peranan penting khususnya untuk monitoring proses, analisa data atau analisa pembuat keputusan pada statistical process control.
3. KONTROL OTOMATIK BERBASIS MODEL (MODERN)Model sebagai representasi dari sebuah proses pada mulanya digunakan untuk menjawab kebutuhan operasional terhadap masalah Kemanan (Safety) dan kebutuhan pelatihan bagi operator. Model tersebut digunakan sebagai simulasi bagi proses sehingga isu-isu yang berhubungan dengan masalah kemanan proses dapat diperkirakan dan dicari pemecahannya. Selain itu, simulasi tersebut dijadikan juga sebagai sarana latihan bagi seorang operator untuk mengoperasikan proses pabrik. Tetapi, pendekatan ini tidak lagi sesuai untuk sistem kontrol sesungguhnya (realtime). Dalam konteks kontrol otomatik, posisi model adalah memberikan referensi “perkiraan” keadaan saat ini sehingga dapat diberikan aksi kontrol sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Cara bekerja sistem seperti ini diilustrasikan pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Kontrol Berbasis Model Ideal
Jika diperhatikan gambar blok di atas, dengan mengabaikan persamaan matematik maka dinamika proses dapat diabaikan dengan inverse model dengan catatan tersedianya model proses yang akurat. Hasilnya adalah nilai keluaran dari proses akan sama dengan nilai yang diharapkan. Dengan kata lain, disain sistem kontrol berbasis model memberikan potensi aksi kontrol yang sempurna. Oleh karena itu, hal terpenting dalam perancangan sistem kontrol modern ini adalah bagaimana mendapatkan model dari proses yang ingin dikontrol. Tetapi jangan lupa dalam proses sebenarnya, batasan operasi (Constraint) akan menyebabkan adanya kesalahan pada model proses sehingga model tidak dapat di-inverse dan pada akhirnya aksi kontrol yang sempurna sulit untuk dicapai.
Dalam dunia industri proses, model “black box” sering digunakan untuk sintesa kontrol karena kemudahan dalam teknik pendefinisian modelnya jika dibandingkan dengan pendefinisian mengunakan model mekanistik yang cukup mahal. Untuk tujuan disain, kep-presisian adalah sesuatu yang sangat penting, apalagi untuk spesifikasi strategi kontrol, disain kontrol, dan analisa sistem kontrol, model “black box” dapat mereplikasi dinamika dari proses yang biasanya sesuai. Jadi penggunaan model ini lebih mungkin diterapkan untuk tujuan disain kontrol seperti yang telah disebutkan diatas sehingga tidaklah mengherankan jika teknik pendefinisian model yang digunakan dalam berbagai algoritma advance control adalah teknik model ”black-box”.
Dalam bahasan berikut ini lebih memfokuskan pada aspek teknologi kontrol berbasis Model yang dikenal sebagai Model Predictive Control (MPC)
4. MODEL PREDICTIVE CONTROL
4.1 Pengantar Kontrol Multivariabel
Dinamika proses yang berubah terhadap waktu, nonlinier, dan multi-input multi-output (multivariabel) merupakan karakteristik yang umum dijumpai pada proses-proses kimia di industri. Karakteristik proses yang demikian kemudian menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam merancang suatu pengontrol agar dapat mencapai performansi sistem kontrol yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena pengontrol yang dirancang harus dapat mengatasi pengaruh perubahan parameter/nonlinieritas proses, batasan-batasan daerah kerja aktuator dan proses, dan adanya gangguan yang terjadi pada proses. Selain itu, jika proses yang dikontrol adalah proses multivariabel dan di dalamnya terjadi interaksi dimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya maka pengontrol tersebut harus dapat meminimalkan adanya pengaruh interaksi tersebut. Teknik umum yang dikembangkan untuk mendapatkan optimalisasi sistem kontrol adalah dengan menala (Men-tuning) pengontrol tiap-tiap proses variabel secara terpisah. Artinya struktur kontrol yang digunakan berbasiskan pengontrol multi-lup single input single output (SISO). Kinerja maksimal dari sistem bergantung kompleksitas interaksi variabel proses yang dikontrol atau dengan kata lain tidak dapat memperkirakan hasil akhir dari kestabilan proses. Semakin rumit proses akan semakin sulit mendapatkan respon sistem yang maksimal.Salah teknik yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan pengontrolan berbasis PID multi loop SISO adalah dengan menggunakan Model Predictive Control (MPC).
Kontrol prediktif merupakan jenis pengontrol yang didisain berdasarkan model suatu proses. Model tersebut digunakan untuk menghitung suatu set prediksi keluaran proses. Berdasarkan set prediksi tersebut, sinyal kontrol yang akan diberikan ke proses dihitung dengan melakukan minimalisasi suatu fungsi harga sehingga selisih antara set prediksi keluaran proses tersebut dengan set masukan referensi yang bersesuaian minimal [1].
Gambar 3 [1] menunjukkan bahwa model dari proses dihitung berdasarkan prediksi dari kurva lintasan variabel yang dikontrol. Setelah mengkoreksi ketidaksesuaian antara nilai yang diprediksi dan nilai sebenarnya dari variabel yang dikontrol, selanjutnya prediksi variabel yang dikontrol akan dikurangi dengan lintasan prediksi setpoint untuk menghasilkan vektor error yang merupakan input dari algoritma kontrol dalam mengeluarkan sinyal kontrol (manipulated variabel). Selanjutnya, sinyal kontrol inilah yang digunakan untuk mengatur aksi pada aktuator (Control Valve atau motor) agar nilai aktual proses dapat menjejaki setpoint yang diinginkan4.2. Prinsip Kerja Model Predictive Control
Proses identifikasi dan Perbaikan Model Proses
Diagram blok berikut akan menjelaskan secara umum langkah kerja dari proses identifikasi . Dalam beberapa kasus, model proses yang didapat terkadang tidak sesuai dengan kondisi proses sesungguhnya.Akibatnya, optimalisasi dari pengontrol MPC sangat bergantung dari kualitas model proses yang didapat. Sehingga terkadang perlu dilakukan identifikasi proses secara berulang untuk dapat memastikan akurasi model proses yang dihasilkan. Walaupun demikian, akurasi model proses tidak akan pernah mencapai kesempurnaan dikarenakan teknik linierisasi suatu elemen proses yang taklinier. Untuk lebih menyempurnakan model proses yang dihasilkan, diperlukan perbaikan model proses identifikasi dengan pengetahuan tentang proses sebenarnya. Pada banyak aplikasi , model proses identifikasi dilinierisasi dengan model Finite Impulse Response (FIR) dan Auto-Regressive (ARX) untuk respon masukan step. Perbaikan model dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat pada model FIR dan ARX serta menggabungkan data informasi pengetahuan tentang proses.
Bentuk Umum Algoritma Model Predictive Control
Setelah pengidentifikasian proses dilakukan, pengontrol MPC akan bekerja berdasarkan model proses yang dihasilkan. Dari alur diagram blok berikut ini, yang terpenting adalah kemampuan pengontrol MPC dalam mengestimasi adanya gangguan untuk keadaan sekarang dan kedepan, sehingga kualitas (performance) dari sistem kontrol dapat terjaga pada kondisi kestabilan yang maksimal.
Perancangan dan implementasi strategi kontrol MPC
Pada alinea-alinea pendahuluan yang telah dijabarkan di atas, lebih bersifat penjelasan tentang definisi dan prinsip kerja saja. Pada bahasan berikut, akan lebih menekankan bagaimana perancangan dan tahap-tahapan implementasi strategi kontrol MPC secara umum.
Penjelasan detail dapat dilihat pada diagram blok gambar 6 berikut ini:
1. Analisa Proses
Tujuan melakukan kajian ilmiah mengenai objek plant yang akan dikontrol adalah mendapatkan persamaan dinamika dari proses. Analisa proses akan memberikan formulasi yang jelas dari objektif sistem kontrol dan keterbatasan (limitations) yang sesuai dengan pengertian MPC sebenarnya. Atau dengan kata lain, analisa proses akan memberikan konfigurasi kontrol proses dalam terminologi MPC. Input dan Output proses digolongkan dalam 4 katagori yang berbeda. Pengolongan ini berdasarkan penggunaannya dalam pengontrolan proses:
§ (MV) – input proses yang diatur untuk menjaga output proses tetap pada setpoint.
§ Controller (CV) – output proses yang ingin dijaga pada harga setpoint
§ Disturbance (DV) – input proses yang memberi efek terhadap proses dan output variabel tertentu.
§ Constraint (AV) – output proses yang harus dijaga dalam suatu definisi batas jangkauan operasi yang berlawanan dengan setpoint.Proses input dan output dapat juga didefinisikan sebagai teroptimisasi jika pada proses input atau output tersebut terdapat sebuah pertimbangan ekonomis atau kinerja untuk menekan proses variabel dalam arah yang diinginkan hingga beberapa constraint (batasan) proses menjadi aktif. Pada langkah ini juga akan didefinisikan variabel Manipulated (MV) , Disturbance (DV), Controlled (CV) dan Constraint (AV) yang berkaitan dengan proses yang ingin dikontrol.
2. Membuat modul program MPC. Modul dapat berisikan informasi algoritma, kondisi, alarm, display, historical information, dan karakteristik lainnya yang menyatakan perlengkapan proses. Algoritma adalah langkah-langkah logika yang menyatakan bagaimana modul berfungsi.
3. Setelah modul program dirancang dalam suatu AREA project, langkah selanjutnya adalah asignment program ke data historian yang terdapat dalam database program DeltaV.
4. Melakukan tes terhadap proses dan data yang didapat akan disimpan secara otomatis dalam data historian. Berdasarkan data-data yang tersimpan dalam data historian, selanjutnya akan dibangkitkan model dari proses dan sinyal kontrol prediksi.
5. Setelah identifikasi model proses dan membangkitkan sinyal kontrol prediksi, dilakukan perbaikan model sehingga lebih mendekati model proses yang sebenarnya.
6. Melakukan tes simulasi untuk memastikan algoritma program sudah berjalan dengan benar. Jika unjuk kerja respon pengontrolan kurang baik, lakukan tuning parameter pengontrol sehingga didapatkan respon terbaik.
7. Langkah ketujuh ditandai dengan garis terputus-putus, dimaksudkan jika dikehendaki adanya commisioning pada proses sebenarnya (real plant) maka dilakukan proses download dan menjalankan controller. Pada penelitian ini, langkah yang dilakukan hanya sebatas pada point 6 saja (simulasi) dan setelahnya dilakukan evaluasi terhadap perancangan pengontrolan dan simulasi yang dibuat.
Pengetesan Proses (Process Testing)
Pengetesan proses dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan solusi terbaik dari kinerja struktur pengetesan dalam mendapatkan data analisa yang optimal. Ada banyak teknik yang digunakan dalam pengetesan proses. Prosedur pengetesan yang umum dijumpai adalah:
§ Step Test
Pengetesan proses dengan cara memberikan perubahan pada input proses secara step sehingga memberi pengaruh pada output proses. Satu kerugian dari penggunaan metoda ini adalah bahwa pada kondisi awal dan akhir pengetesan, proses harus dalam keadaan tunak (steadystate)[3]. Selain itu untuk mendapatkan hasil yang representatif, perubahan input yang besar sering dibutuhkan untuk mendapatkan hasil jelas yang berada diluar bandwith noise data proses.
§ Pseudo Random Binary Sequence (PRBS)
Prinsip pengetesan proses dengan sinyal PRBS adalah membuat perubahan input kecil secara acak untuk membangkitkan gangguan (perturbation) yang kontinyu pada variabel output. Salah satu keuntungan penggunaan dari pendekatan ini adalah amplituda perubahan input yang dibutuhkan dapat lebih kecil jika dibandingkan dengan perubahan step pada step testing[3]. Selain itu, proses pengetesan dapat dilakukan tanpa harus menunggu proses dalam keadaan tunak (steadystate). Jika pengetesan dengan sinyal PRBS dilakukan, sinyal input secara teoritis disebut white (uncorelated) dan akan menghasilkan parameter model estimasi yang lebih baik. Frekuensi dari PRBS dapat dipilih untuk putaran (flips) cepat (fast) atau lambat (slow).Pemilihan frekuensi ini dapat menentukan jenis informasi terbaik yang akan didapat, misalnya untuk fast akan memberikan informasi yang akurat mengenai deadtime, slow akan memberikan informasi steadystate gain yang tepat sedangkan medium memberikan informasi time constant lebih baik. Dalam disain pengetesan proses dengan metoda PRBS, terdapat beberapa parameter penting yang akan memberikan pengaruh terhadap kualitas data yang didapatkan:
i. Fluktuasi Amplituda (Move Amplitude)
Pilih amplituda yang cukup besar sehingga dapat dilihat efek dari pergerakan data, tetapi jangan terlalu besar sehingga dapat menyebabkan proses upset (di atas setpoint) dan operator harus mengkompensasi variabel yang lain. Jika dibutuhkan amplituda dapat disetel selama proses pengetesan. Jika proses mengalami noise yang tinggi dan pergerakan input terlalu kecil sehingga berada dalam daerah bandwith noise, maka prioda pengetesan harus lebih lama untuk mendapatkan kualitas model yang lebih baik
ii. Frekuensi (Flip Time)
Flip time seharusnya ditentukan sebagai fungsi dari proses, normalnya antara 1/5 hingga 1 kali konstanta waktu proses (time constant) Untuk noise yang besar, frekuensi PRBS yang rendah (flop time lama) akan dapat menetukan nilai gain yang sesuai.
iii. Lama Pengetesan (Tes Length)
Lama pengetesan akan menentukan kualitas data yang didapatkan. Untuk noise yang besar, membutuhkan waktu pengetesan yang lebih lama. Lama pengetesan direduksi oleh peningkatan pergerakan amplituda dan peningkatan signal to noise ratio (SNR)
5. Aplikasi Pengontrol MPC pada industri Proses
Dalam pertengahan 1990-an terdapat lebih dari 2.200 Aplikasi MPC diterapkan pada sebagaian besar industri pengolahan dan petrokimia. Bahkan pada masa kini aplikasinya telah berkembang pada industri kimia,kertas, pemrosesan gas, pengolahan makanan dan pengolahan logam (Metalurgi). Rentang aplikasinya-pun bervariasi dari ukuran sederhana yang terdiri dari beberapa manipulated variabel, controlled variabel dan beberapa constraint hingga aplikasi sistem yang besar yakni 100 manipulated variable dan 200 ouput variabel. Harga komersial dari penerapan teknologi inipun semakin lama semakin turun, demikian juga halnya dengan penggunaan dan pengoperasian semakin mudah sehingga memberikan keyakinan akan manfaat teknologi ini untuk diterapkan pada banyak kasus dimasa mendatang.
- Kontrol desain sistem.
Sistem informasi manajemen berusaha untuk menggabungkan keduanya dengan bertumpu pada norma organisasi dalam mendukung kegiatan organisasi. Dengan demikian diharapkan sistem formal dapat menjadi subsistem terutama keberhasilan organisasi bukan hanya perorangan tetapi hasil kerjasama seluruh organisasi.
1. Struktur sistem informasi berdasarkan kegiatan manajemen
Kegiatan perencanaan dan pengendalian manajemen dibagi atas tiga macam yaitu: kontrol operasional, kontrol manajemen, dan perencanaan stategi. Pengendalian operasional adalah proses penempatan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk pengendalian operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan laporan, dan pengolahan pertanyaan. Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai macam pembuatan keputusan yang melaksanakan aturan keputusan yang telah disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang akan diambil (Gordon,1999).
Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba dan sebagainya untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang berkaiatan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan yang direncanakan, alasan adanya perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau arah tindakan yang mungkin.
Perencanaan strategi mengembangkan strategi sebagai sarana suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kegiatan perencanaan strategi tidak mempunyai keteraturan meskipun sebenarnya bisa dijadwalkan dalam periode waktu yang relatif panjang. Informasi yang dibutuhkan haruslah memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh, walaupun tidak mempunyai ketelitian yang tinggi.
2. Struktur sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi
Setiap informasi dapat dianggap sebagai kumpulan subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam organisasi. subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi utama suatu organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan akuntansi. Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan pengendalian strategi.
3. Struktur sistem informasi manajemen secara konseptual dan fisik
Struktur sistem informasi manajemen (SIM) dapat pula dipandang menurut konsep struktural yang memungkinkan pembahasan dan perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara pelaksanaan SIM.
- a. Struktur Konseptual
- b. Struktur Fisik
* KOntrol pengoperasian sistem.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel bertopik teknologi informasi ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Ubuntu
Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.
Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi.
[sunting] Pendahuluan
Biasanya, istilah Sistem Operasi sering ditujukan kepada semua software yang masuk dalam satu paket dengan sistem komputer sebelum aplikasi-aplikasi software terinstall. Dalam Ilmu komputer, Sistem operasi atau dalam bahasa Inggris: operating system atau OS adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web.Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi
Kalau sistem komputer terbagi dalam lapisan-lapisan, maka Sistem Operasi adalah penghubung antara lapisan hardware dan lapisan software. Lebih jauh daripada itu, Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Dalam banyak kasus, Sistem Operasi menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat memanggil fungsi-fungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru, tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal.
Sistem Operasi secara umum terdiri dari beberapa bagian:
- Mekanisme Boot, yaitu meletakkan kernel ke dalam memory
- Kernel, yaitu inti dari sebuah Sistem Operasi
- Command Interpreter atau shell, yang bertugas membaca input dari pengguna
- Pustaka-pustaka, yaitu yang menyediakan kumpulan fungsi dasar dan standar yang dapat dipanggil oleh aplikasi lain
- Driver untuk berinteraksi dengan hardware eksternal, sekaligus untuk mengontrol mereka.
Sebagai contoh, yang dimaksud sistem operasi itu antara lain adalah Windows, Linux, Free BSD, Solaris, palm, symbian, dan sebagainya.
[sunting] Layanan inti umum
Seiring dengan berkembangnya Sistem Operasi, semakin banyak lagi layanan yang menjadi layanan inti umum. Kini, sebuah OS mungkin perlu menyediakan layanan network dan koneksitas internet, yang dulunya tidak menjadi layanan inti umum. Sistem Operasi juga perlu untuk menjaga kerusakan sistem komputer dari gangguan program perusak yang berasal dari komputer lainnya, seperti virus. Daftar layanan inti umum akan terus bertambah.Program saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi, Application Programming Interface atau disingkat dengan API. Dengan API inilah program aplikasi dapat berkomunikasi dengan Sistem Operasi. Sebagaimana manusia berkomunikasi dengan komputer melalui Antarmuka User, program juga berkomunikasi dengan program lainnya melalui API.
Walaupun demikian API sebuah komputer tidaklah berpengaruh sepenuhnya pada program-program yang dijalankan diatas platform operasi tersebut. Contohnya bila program yang dibuat untuk windows 3.1 bila dijalankan pada windows 95 dan generasi setelahnya akan terlihat perbedaan yang mencolok antara window program tersebut dengan program yang lain.
[sunting] Sistem Operasi saat ini
Sistem operasi-sistem operasi utama yang digunakan komputer sistem umum (termasuk PC, komputer personal) terbagi menjadi 3 kelompok besar:- Keluarga Microsoft Windows – yang antara lain terdiri dari Windows Desktop Environment (versi 1.x hingga versi 3.x), Windows 9x (Windows 95, 98, dan Windows ME), dan Windows NT (Windows NT 3.x, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, Windows Vista, Windows 7 (Seven) yang akan dirilis pada tahun 2009, dan Windows Orient yang akan dirilis pada tahun 2014)).
- Keluarga Unix yang menggunakan antarmuka sistem operasi POSIX, seperti SCO UNIX, keluarga BSD (Berkeley Software Distribution), GNU/Linux, MacOS/X (berbasis kernel BSD yang dimodifikasi, dan dikenal dengan nama Darwin) dan GNU/Hurd.
- Mac OS, adalah sistem operasi untuk komputer keluaran Apple yang biasa disebut Mac atau Macintosh. Sistem operasi yang terbaru adalah Mac OS X versi 10.4 (Tiger). Awal tahun 2007 direncanakan peluncuran versi 10.5 (Leopard).
[sunting] Proses
Prosesor mengeksekusi program-program komputer. Prosesor adalah sebuah chip dalam sistem komputer yang menjalankan instruksi-instruksi program komputer. Dalam setiap detiknya prosesor dapat menjalankan jutaan instruksi.Program adalah sederetan instruksi yang diberikan kepada suatu komputer. Sedangkan proses adalah suatu bagian dari program yang berada pada status tertentu dalam rangkaian eksekusinya. Di dalam bahasan Sistem Operasi, kita lebih sering membahas proses dibandingkan dengan program. Pada Sistem Operasi modern, pada satu saat tidak seluruh program dimuat dalam memori, tetapi hanya satu bagian saja dari program tersebut. Sedangkan bagian lain dari program tersebut tetap beristirahat di media penyimpan disk. Hanya pada saat dibutuhkan saja, bagian dari program tersebut dimuat di memory dan dieksekusi oleh prosesor. Hal ini sangat menghemat pemakaian memori.
Beberapa sistem hanya menjalankan satu proses tunggal dalam satu waktu, sedangkan yang lainnya menjalankan multi-proses dalam satu waktu. Padahal sebagian besar sistem komputer hanya memiliki satu prosesor, dan sebuah prosesor hanya dapat menjalankan satu instruksi dalam satu waktu. Maka bagaimana sebuah sistem prosesor tunggal dapat menjalankan multi-proses? Sesungguhnya pada granularity yang sangat kecil, prosesor hanya menjalankan satu proses dalam satu waktu, kemudian secara cepat ia berpindah menjalankan proses lainnya, dan seterusnya. Sehingga bagi penglihatan dan perasaan pengguna manusia, seakan-akan prosesor menjalankan beberapa proses secara bersamaan.
Setiap proses dalam sebuah sistem operasi mendapatkan sebuah PCB (Process Control Block) yang memuat informasi tentang proses tersebut, yaitu: sebuah tanda pengenal proses (Process ID) yang unik dan menjadi nomor identitas, status proses, prioritas eksekusi proses dan informasi lokasi proses dalam memori. Prioritas proses merupakan suatu nilai atau besaran yang menunjukkan seberapa sering proses harus dijalankan oleh prosesor. Proses yang memiliki prioritas lebih tinggi, akan dijalankan lebih sering atau dieksekusi lebih dulu dibandingkan dengan proses yang berprioritas lebih rendah. Suatu sistem operasi dapat saja menentukan semua proses dengan prioritas yang sama, sehingga setiap proses memiliki kesempatan yang sama. Suatu sistem operasi dapat juga merubah nilai prioritas proses tertentu, agar proses tersebut akan dapat memiliki kesempatan lebih besar pada eksekusi berikutnya (misalnya: pada proses yang sudah sangat terlalu lama menunggu eksekusi, sistem operasi menaikkan nilai prioritasnya).
Pustaka Utama (disarikan dari berbagai sumber):
[1]. ADVANCED PROCESS CONTRO,LMark J. Willis & Ming T. Th
[2]. E.F.Camacho and Bordons,”Model Predictive Control”, Springer- Verlag London Limited 1999,2nd printing 2000.
[3]. Terrence L.Blevins,Gregory K.McMillan, Willy K.Wojsznis and Michael W.Brown,”Advance Control Unleashed:Plant Performance for Optimum Benefit”, ISA-The Instrumentation,Systems and Automation Society,USA 2003
[4]. Dr. M.J. Willis,” Continuous stirred tank reactor models”, Dept. of Chemical and Process Engineering, University of Newcastle Written : November, 1998,Updated: April, 1999; March, 2000.
[5]. “DeltaV Book Online”. Fisher-Rosemount,Inc,2000.
Sumber: http://hadywibowo.wordpress.com/keamanan-dan-kontrol-sistem-informasi/
Langganan:
Postingan (Atom)